Pages

Friday, January 11, 2019

Kemenhub Bakal Kaji Kasus Sriwijaya Travel Pass

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengaku belum mendengar keluhan masyarakat terkait pembatasan kursi bagi anggota SJ Travel Pass, program terbang sepuasnya milik maskapai Sriwijaya Air.

Meski begitu, Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono mengatakan kementerian akan segera mendalami hal tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan apakah hal ini akan berujung pada pemanggilan pihak direksi Sriwijaya Air.

"Kami akan dalami dan perhatikan apa yang berkembang. Nanti kami lihat case itu, karena biasanya tawaran ada kondisi yang mengikuti," ucap Djoko kepada CNNIndonesia.com di kantornya, Jumat (11/1).

Djoko mengaku pihaknya sebenarnya tak mengatur program penerbangan seperti SJ Travel Pas. Pengaturan yang dilakukan pihaknya hanya sebatas tarif batas atas dan bawah maskapai penerbangan.


Meski tidak diatur oleh kementerian Djoko berpesan agar penawaran layanan ini tak berujung kerugian bagi masyarakat. Tak ketinggalan, pihak maskapai harus pula memberikan jaminan keselamatan (safety) bagi penumpang.

"Makanya nanti kami dalami, apakah ada atau tidak (ketentuannya), agar masyarakat tidak dirugikan. Jadi walau mengikuti hukum pasar, safety juga menjadi syarat yang tidak bisa ditinggalkan," jelasnya.

Sebelumnya, muncul beberapa keluhan dari anggota SJ Travel Pass karena kesulitan memesan tiket penerbangan melalui portal maskapai. Ali Akmal (34), anggota SJ Travel Pass misalnya, mengaku selalu kehabisan tiket sejak 5 Desember 2018. Padahal, saat mendaftar pertama kali pada Mei 2018, ia masih bisa menikmati layanan terbang sepuasnya.

"Kalau pesan lewat aplikasi Sriwijaya Air sebagai anggota SJ Travel Pass, tiket selalu sudah habis terjual. Tapi, kalau coba pesan bukan sebagai anggota, banyak seat (kursi) kosong dengan pilihan rute dan jadwal yang beragam. Hampir semua destinasi sudah sold out untuk member (anggota)," katanya.

Pengalaman serupa juga dialami Anggota SJ Travel Pass lain, Yulia Argentin (40 tahun). Ia bergabung dengan SJ Travel Pass pada 8 Juni 2018. Ketika ia dan anggota lain akan melakukan perjalanan, hanya lima orang yang terangkut menjadi penumpang, sedang sisanya tak mendapatkan tiket.

"Ketika orang keenam pesan tiket, sudah tidak bisa karena sudah sold out. Saya sendiri ikut grup anggota SJ Travel Pass di Whats App dan Telegram, ternyata banyak kejadian seperti yang saya alami," ujarnya.


Sementara VP Corporate Secretary & Legal Sriwijaya Air Retri Maya mengklaim maskapai tidak membatasi kursi bagi anggota yang telah membayar Rp12 juta untuk terbang selama satu tahun penuh tersebut.

Menurutnya, kendala pemesanan yang dialami anggota SJ Travel Pass semata-mata karena perbaikan sistem yang dilakukan perusahaan guna meningkatkan pelayanan kepada seluruh pelanggan.

"Sebagai maskapai penerbangan yang berintegritas, melalui pemberitaan ini Sriwijaya Air menyampaikan permohonan maafnya atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para pelanggan, khususnya anggota SJ Travel Pass," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa SJ Travel Pass masih dapat digunakan, bahkan pada saat peak season. Hal itu berlaku hingga masa keanggotaan berakhir pada 30 April 2019 nanti.

Dengan catatan, sambung dia, kursi pada penerbangan yang akan dipesan anggota masih tersedia. "Dan hanya bisa diperoleh 60 menit sebelum jadwal keberangkatan," imbuhnya. (uli/agi)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2VMOiLs
January 12, 2019 at 02:05AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VMOiLs
via IFTTT

No comments:

Post a Comment