"Secara umum apa yang dilakukan itu masih di bawah tarif batas atas. Memang selama ini mereka perang tarif, begitu harganya normal seolah-olah tinggi," ujar Budi saat ditemui di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (12/1).
Budi menuturkan berdasarkan evaluasi empat tahun lalu, tarif penerbangan domestik yang berlaku sekarang sebenarnya sudah ditetapkan. Namun, ia mengaku menahan hasil evaluasi tersebut sehingga dalam empat tahun terakhir cenderung tak ada kenaikan harga.
"Jadi kami justru tadinya ada usulan menaikkan batas atas, tapi saya enggak berikan," imbuh Budi.
Mantan Direktur Angkasa Pura II itu mengatakan selama ini para maskapai penerbangan terlibat dalam perang tarif. Jika kondisi tersebut terus berlangsung, ia khawatir industri penerbangan akan mengalami kesulitan.
Budi pun mengingatkan di luar negeri, kondisi perang tarif seperti itu sudah menyebabkan maskapai bangkrut. Ia meminta publik memberi sedikit toleransi kepada maskapai untuk menaikkan ongkos penerbangan domestik.
"Kita ini mesti take and give ya. Industri airlines ini juga harus dilindungi, artinya mereka pada titik tertentu supaya mereka juga survive," sambungnya.
Budi melihat lonjakan tarif penerbangan saat ini masih sesuai dengan daya beli masyarakat sehingga menurutnya harga tiket saat ini masih dapat dijangkau khalayak luas. Tak lupa, ia mewanti industri agar dapat lebih bijak dalam mengerek kenaikan tiket.
"Namun demikian, saya memang ajak mereka untuk secara bijaksana melalukan kenaikan itu secara bertahap," pungkas Budi.
Kenaikan tarif tiket penerbangan domestik menjadi sorotan publik beberapa hari terakhir. Sebuah petisi di Change.org bahkan sudah dibuat untuk memprotes kenaikan harga tiket pesawat.
Petisi pertama berjudul 'Turunkan Harga Tiket Domestik' yang dimulai oleh Nadya Wulandari ditulis berdasarkan rasa kagetnya melihat harga tiket Jakarta-Pontianak yang tadinya berharga sekitar Rp300-400 ribuan kini menjadi sekitar Rp800 ribuan.
Lalu petisi kedua berjudul 'Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik Indonesia' yang dimulai oleh Iskandar Zulkarnain ditulis berdasarkan pengalamannya melihat mahalnya harga tiket antar daerah kepulauan di Indonesia, yang notabene digalakkan menjadi destinasi wisata unggulan oleh pemerintah. (bin/agi)
http://bit.ly/2D6VZot
January 13, 2019 at 01:32AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2D6VZot
via IFTTT
No comments:
Post a Comment