Pages

Monday, April 8, 2019

Polisi Masih Buru Pembuat Hoaks 'Server Menangkan Jokowi'

Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi memburu dua orang pelaku yang terlibat dalam penyebaran hoaks tentang server milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah diatur untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf amin di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan keduanya saat ini sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Satu DPO yang menyampaikan secara verbal, sudah berhasil diidentifikasi, masih dikejar. Satu DPO lagi ikut dalam rangka membuat narasi-narasi termasuk sebagai buzzer," tutur Dedi di Mabes Polri, Senin (8/4).

Menurut Dedi, Direktorat Siber Mabes Polri telah melakukan investigasi dan memetakan profil dua DPO tersebut.

Dedi mengatakan tim juga sudah melakukan identifikasi terhadap akun Instagram yang pertama kali mengunggah video hoaks tersebut. Akun instagram tersebut, saat ini telah terhapus.

"Termasuk Instagram yang pertama kali memviralkan video tersebut, itu sudah diidentifikasi dan di profil," ujarnya.

Kata Dedi, dalam kasus penyebaran hoaks tersebut pola yang digunakan adalah dengan membuat sebuah akun palsu, kemudian menyebarkan informasi hoaks. Lalu, setelah informasi hoaks itu menyebar, akun tersebut langsung dihapus.

"Mereka ini polanya membuat fake account, kemudian melempar, dan kemudian menghilang," tuturnya.

Selain itu, dikatakan Dedi, pihaknya juga telah mengidentifikasi lokasi video tersebut diambil. Dedi menyampaikan bahwa lokasi pengambilan video di Serang, Banten.

"Iya di Serang, locus (tempat) itu di Serang," ujarnya.

Polisi, sebelumnya telah menangkap dua orang yang diduga menyebarkan hoaks tentang peladen atau server milik KPU yang telah diatur untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 di Pilpres 2019.

Kedua tersangka itu adalah EW yang ditangkap di Ciracas, Sabtu (6/4), dan RD seorang ibu rumah tangga yang ditangkap di Lampung pada Minggu (7/4).

Dedi menjelaskan tersangka EW memiliki sebuah akun twitter bernama @ekowboy dengan jumlah pengikut cukup banyak. Akun twitter itulah yang digunakan pelaku untuk menyebarkan hoaks.

Sedangkan tersangka RD, kata Dedi, memiliki akun Facebook yang digunakan untuk menyebarkan berita bohong tersebut. RD juga memiliki akun Twitter yang digunakan untuk menyebarkan hoaks.

Penangkapan bermula dari laporan KPU ke Bareskrim Polri pada Kamis (4/4) yang melaporkan akun penyebar berita bohong alias hoaks terkait server lembaga penyelenggara pemilu yang telah diatur untuk memenangkan paslon nomor 01.

Informasi bohong itu beredar di media sosial dalam bentuk video dan menyatakan ada mantan staf Jokowi di Solo yang membongkar keberadaan server KPU di luar negeri.

Dalam video disebutkan jika server yang bermarkas di Singapura telah diatur untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf dengan perolehan suara 57 persen.
[Gambas:Video CNN] (dis/ugo)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2VwwV0z
April 08, 2019 at 10:55PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VwwV0z
via IFTTT

No comments:

Post a Comment