Tottenham vs Ajax menjadi duel sesama tim asal Inggris edisi kedua di final Liga Champions setelah Manchester United vs Chelsea di musim 2007/2008.
Liverpool ke final setelah menyingkirkan Barcelona dengan skor 4-3, sedangkan Tottenham mengandaskan Ajax usai bermain imbang secara agregat 3-3. Namun Tottenham berhak ke final lantaran unggul produktivitas gol tandang setelah menang 3-2 di leg kedua.Kemenangan 3-2 Tottenham atas Ajax terjadi secara dramatis. Di leg kedua, The Lilywhites tidak diunggulkan. Klub asal Kota London itu juga tertinggal 0-2 di babak pertama. Tetapi, Lucas Moura membuat keajaiban dengan tiga golnya di babak kedua.
Manajer Tottenham Mauricio Pochettino sempat merasa pasrah setelah tertinggal 0-2 di babak pertama. Sampai akhirnya Tottenham bisa memastikan langkah untuk kali pertama ke final Liga Champions.
Tottenham vs Liverpool jadi duel tim Inggris kedua di final Liga Champions. (Action Images via Reuters/Paul Childs)
|
"Saya berbicara dengan manajer Ajax [Erik ten Hag]. Sulit mengatakan sesuatu pada saat itu. Bagaimana Ajax merayakan gol pertama dan kedua, selebrasi itu seperti membuat mereka mengatakan, 'selesai, kami berada di final'," ujar Pochettino dikutip dari Ghana Soccer Net.
Sebelum disingkirkan Tottenham, Ajax mengalahkan sejumlah tim besar seperti Real Madrid dan Juventus di babak gugur. Pochettino pun mengaku tidak merasa menyesal mengandaskan performa gemilang Ajax itu. "Apa yang akan kamu katakan kepada seseorang yang yakin mereka memiliki sesuatu tetapi menghilang dalam satu detik? Tidak mudah untuk mengatakan saya merasa menyesal. Saya tidak merasa menyesal karena saya ingin menang. Ini hanya 'keberuntungan dan semua yang terbaik untuk masa depan," Pochettino menuturkan. (sry)
http://bit.ly/2XfXNCX
May 31, 2019 at 02:00PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2XfXNCX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment