Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak mengatakan Harun mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri atas hingga menembus dada.
"Sudah, hasil autopsinya luka tembak. Itu kita terima dari RS Dharmais dan ada juga yang belum tahu identitasnya alias Mr X. kalau tidak salah tanggal 23 Mei dini hari jam 01:00 WIB kita terima rujukan korban dari RS Dharmais. Sudah dalam kondisi meninggal dunia," ungkap Musyafak saat dikonfirmasi Antara di Jakarta, Kamis.
Meski demikian, Musyafak belum dapat memastikan apakah Harun tewas terkena peluru tajam atau karet. Penelusuran lebih dalam menurutnya menjadi wewenang pihak Puslabfor Mabes Polri.
"Itu yang menentukan bukan kami, tapi Puslabfor," tuturnya.
Harun (15) warga RT 09 RW 10, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat meninggal dunia setelah terlibat kerusuhan 22 Mei di Jembatan Slipi Jaya, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/5) malam.
Harun meninggal setelah nyawanya tak tertolong ketika dibawa ke RS Dharmais, Jakarta Barat.
Kerusuhan sendiri terjadi berturut-turut selama dua hari pada tanggal 21 Mei 2019 dan 22 Mei 2019. Pengunjuk rasa menuntut pengusutan kecurangan pemilu 2019 di Bawaslu pada pagi hari di kedua tanggal tersebut. Situasi berubah ricuh pada malam harinya hingga pagi keesokan harinya.
Setidaknya ada lima titik ricuh pada tanggal 21-22 Mei 2019, yakni depan Gedung Bawaslu, Pasar Tanah Abang, Simpang Jalan Agus Salim (Sabang), Jembatan Slipi Jaya dan Petamburan (sekitar kompleks Asrama Brimob).
[Gambas:Video CNN] (gil)
http://bit.ly/2WuZa3t
May 31, 2019 at 02:56AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2WuZa3t
via IFTTT
No comments:
Post a Comment