Beratnya ketika dilahirkan ini setara dengan sebutir apel berukuran besar. Bayi perempuan itu dipanggil dengan nama Saybie oleh para staf rumah sakit. Sang ibu melahirkan dalam usia kehamilan 23 minggu dan tiga hari di rumah sakit Sharp Mary Birch.
Kondisi Saybie sendiri awalnya diprediksi tak akan membuatnya bertahan hidup. Awalnya sang ayah dikatakan hanya punya waktu satu jam dengan putrinya sebelum dia meninggal.
"Tapi itu berubah menjadi dua jam, satu hari, lalu satu minggu," kata sang ibu dalam video yang dirilis oleh rumah sakit dikutip dari AFP.
Dokter mengatakan bahwa Saybie dilahirkan melalui operasi caesar darurat pada Desember lalu. Dia terpaksa dilahirkan lebih awal di usia 23 minggu, tiga hari karena sang ibu mengalami komplikasi kehamilan parah yang membahayakan nyawa ibunya. Ibunya mengalami preeklampsia.
"Mereka harus mengeluarkannya dengan cepat, dan saya terus mengatakan kepada meeka bahwa dia tak akan selamat, dia baru berusia 23 minggu," kata sang ibu yang tak ingin disebutkan namanya.
Tetapi Saybie justru bertahan dan melewati segala rintangan.
Setelah hampir lima bulan di unit perawatan intensif neonatal, Saybie pulang ke rumahnya di awal bulan Mei. Beratnya kini sudah berada di angka 2,2 kilogram.
"Dia itu keajaiban, itu pasti," kata Kim Norby, seorang perawat Saybie yang mengetahui perjalanan perjuangan bayi terkecil dunia itu untuk bertahan hidup.
Emma Wiest, perawat lain mengatakan bahwa Saybie sangatlah kecil. "Anda hampir tak bisa melihatnya di tempat tidur," katanya. Saybie sendiri dibaringkan di tempat tidur yang bertuliskan 'mungil tapi perkasa.'
Mikroprematur
Dokter mengatakan bahwa selain semangat juang yang tinggi, Saybie juga tak memiliki komplikasi serius saat dilahirkan.
"Saybie hanya punya masalah medis yaitu mikro-prematur. Ini bisa saha mencakup masalah pendarahan otak, masalah paru-paru, dan jantung," kata rumah sakit.
Meski demikian, dia diprediksi masih akan mengalami banyak tantangan termasuk kemungkinan masalah pernapasan, pendengaran, dan penglihatan.
Saat ini Saybie menduduki peringkat pertama bayi terkecil dunia yang bertahan hidup menurut Tiniest Babies Registry, dari University of Iowa.
Tahun 2015 lalu, seorang bayi kecil juga pernah lahir. Namun beratnya tujuh gram lebih banyak daripada Saybie.
"Setiap kehidupan adalah mukjizat," kata Edward Bell, profesor pediatri di Univrsity of Iowa.
(AFP/chs)
http://bit.ly/2wqQyMS
May 31, 2019 at 02:40PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2wqQyMS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment