"Saya pikir (laporan) itu adalah berita palsu. Sekarang, apakah saya mungkin melakukan itu (mengerahkan pasukan)? Tentu saja," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Rabu (16/5).
Pernyataan itu diungkapkan Trump merespons laporan New York Times dan CBS News yang menyebut bahwa AS tengah merencanakan opsi militer untuk menghadapi Iran, termasuk mengerahkan 120 ribu personel ke Timur Tengah.
New York Times memaparkan pelaksana menteri pertahanan AS, Patrick Shanahan, yang mempresentasikan rencana itu dalam rapat pejabat tinggi pertahanan terkait kebijakan AS secara luas terhadap Iran di Gedung Putih pada Kamis pekan lalu.
Sejumlah pejabat yang ikut serta dalam rapat namun tak disebutkan nama menuturkan Shanahan memberikan tinjauan umum tentang rencana Pentagon tersebut.
Ketegangan antara Iran dan AS semakin memanas pada pekan lalu setelah Presiden Hassan Rouhani mengancam akan melanjutkan program nuklir jika negara Eropa yang tergabung dalam perjanjian nuklir 2015 tidak membela Teheran dari sanksi Washington.
Ancaman itu diutarakan langsung Rouhani dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional.
Langkah itu diambil Iran setelah AS di bawah kepemimpinan Trump memutuskan keluar dari perjanjian nuklir yang dikenal dengan JCPOA pada Mei 2018 lalu.
Militer AS tak memungkiri bahwa ancaman langsung Iran berada dalam tingkat tinggi pasca Rouhani mengeluarkan ultimatumnya itu.
Trump bahkan dilaporkan telah mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pembom ke perairan Uni Emirat Arab. (rds/ayp)
http://bit.ly/2Ee2R3c
May 16, 2019 at 10:45PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Ee2R3c
via IFTTT
No comments:
Post a Comment