"Inflasi tahun ini bisa sekitar tiga persen, bisa kurang sedikit atau bisa lebih sedikit. Saya cenderung katakan kurang sedikit (dari tiga persen)," papar Darmin, Senin (3/12).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan sebesar 0,28 persen. Sementara, secara tahun kalender tercatat sebesar 2,22 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menjadi penyumbang inflasi terbesar, yakni dengan andil 0,1 persen. Kontributor inflasi terbesar kedua dengan andil sebesar 0,05 persen terdiri dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Bila prediksi inflasi di bawah tiga persen terealisasi, artinya angka itu lebih kecil dibandingkan dengan inflasi sepanjang 2017 lalu yang mencapai 3,61 secara tahunan.
Dengan prediksi inflasi di bawah tiga persen itu, Darmin menyebut ekonomi dalam negeri terbilang masih cukup stabil. Bahkan, ia cukup percaya diri untuk mengatakan kualitas ekonomi Indonesia memang positif.
Namun, hal itu tak hanya dilihat dari tingkat inflasi, melainkan juga tingkat pengangguran dan gini ratio. Pada semester I 2018, tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,13 persen dan gini ratio 0,389.
"Pemerintahan Pak Joko Widodo (Jokowi) dan Pak Jusuf Kalla barangkali memperkenalkan suatu pendekatan yang agak berbeda dengan yang beberapa tahun terakhir ini," ucap Darmin.
Salah satu pendekatan yang dimaksud Darmin, yakni pembangunan infrastruktur yang terus digenjot. Kemudian, kebijakan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM).
"Tahun depan Presiden Jokowi perintahkan kerahkan pendidikan dan pelatihan vokasi besar-besaran untuk perbaiki SDM," ujar Darmin. (aud/agi)
https://ift.tt/2rjv9mg
December 03, 2018 at 06:20PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2rjv9mg
via IFTTT
No comments:
Post a Comment