Pages

Tuesday, December 18, 2018

Presiden Rusia Anggap Musik Rap Sebabkan Degradasi Bangsa

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku dirinya tak ingin mencekal musik rap di Rusia. Ia hanya ingin mengontrol untuk menghindari 'degradasi negara'.

Dilaporkan oleh NME, Putin diketahui mengadakan pertemuan dengan penasihat budaya setempat pada Sabtu (15/12) kemarin untuk mendiskusikan sikap yang sebaiknya diambil terkait penahanan rapper Husky.

Husky, bernama asli Dmitri Kuznetsov, ditahan sejak November lalu setelah konsernya dicekal dengan alasan kontennya terlalu ekstrim. Rapper 25 tahun itu pun memanjat atap mobil dan nge-rap di sana selama 30 detik sebelum dipaksa turun oleh polisi.

Dituduh melakukan kekacauan di tempat umum, masalah Husky bertambah karena dirinya menolak melakukan tes medis. Selama ini ia dikenal karena lirik-liriknya yang cenderung kritis terhadap pemerintahan. 


Dalam pertemuan yang disiarkan secara langsung tersebut, Putin berpendapat daripada melarang musik rap, dirinya lebih memilih untuk 'memimpin dan mengarahkannya'.

"Bagaimana untuk mengendalikan dan mengarahkan ke arah yang diperlukan, itu isu yang terpenting," ujar Putin.

Menurut Putin, musik rap didasari oleh tiga hal, yaitu seks, obat-obatan terlarang dan protes. "Yang paling harus diperhatikan adalah obat-obatan terlarang. Hal itu sangat jelas. Itu [obat-obatan] adalah jalan menuju degradasi bangsa," lanjutnya.

Produser musik Igor I. Matvienko mengungkapkan ada satu keuntungan dimiliki para rapper yang mengedarkan lagu secara online, yaitu mereka bisa bersumpah-serapah.

"Musik rap memiliki banyak puisi dan itu sangat eksplisit. Hal ini berbeda dari kepalsuan musik pop dan karena ini, mungkin, maka generasi sekarang bisa menerimanya," kata Matvienko kepada Putin, mengutip The New York Times.


Putin berjanji dirinya akan memasukkan isu ini dalam jadwal para menteri.

Pemerintah Rusia tampaknya menyadari bahwa musik rap berkembang amat pesat di skena bawah tanah negara itu. Dengan bantuan internet, musik mereka tetap didengar oleh banyak penggemar lantaran tak ada kemungkinan diputar di televisi ataupun radio.

Di luar musik rap, kebebasan bermusik tampaknya menjadi masalah di negara tersebut. Personel band punk Pussy Riot yang kerap menyuarakan kritik terhadap Putin diketahui sering keluar-masuk penjara. Seorang personel, Peter Verzilov sempat masuk rumah sakit dan mengalami kondisi kritis terkait kesehatan mata, setelah koma beberapa hari. Keluarga dan rekan-rekannya percaya ia diracun.

Disebutkan, semakin banyak konser yang dicekal di Rusia belakangan ini, termasuk konser bintang pop Monetochka dan band punk Friendzona. (rea)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2SY6Nu5
December 18, 2018 at 09:52PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2SY6Nu5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment