"Kita jangan anggap enteng, ternyata Indonesia paten juga," ujarnya dalam konferensi pers di kantornya, Senin (14/1).
Pada Jumat (11/1) lalu, Luhut dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto telah melakukan peletakan batu pertama pabrik komponen utama lithium battery dari bahan dasar nikel di Morowali.
Investor asing yang menanamkan investasinya pada pendirian pabrik ini antara lain, perusahaan baterai terbesar China CATL, perusahaan daur ulang baterai GEM, Tsingshin Group, dan perusahaan Jepang Hanwa. Untuk bisa beroperasi di sini, perusahaan asing itu menggandeng Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) selaku penyedia lahan.
Investasi awal disebut Luhut mencapai US$720 juta ton. Namun, investor telah berkomitmen untuk menanamkan investasi hingga US$4,2 miliar selama lima tahun ke depan.
"Mayoritas investasi dari China, dari Jepang sedikit," ujarnya.
Pabrik tersebut merupakan pabrik pengolahan dan pemurnian nikel yang bisa memproduksi 50 ribu ton per tahun. Kemudian, di dalam pabrik juga akan dibangun fasilitas pengolahan dan pemurnian hydroxites dan kobalt sebesar 4.000 ton per tahun.
Luhut menjamin investor yang masuk tidak sembarangan karena harus mengikuti aturan main di Indonesia. Disebutkan Luhut, pabrik yang dibangun setidaknya memenuhi empat kriteria yaitu, ramah lingkungan, ada alih teknologi, melibatkan tenaga kerja lokal dan memberikan nilai tambah nilai tambah.
Saat ini, kawasan IMIP mempekerjakan 30.028 tenaga kerja, 3.100 di antaranya merupakan tenaga kerja asing yang sebagian besar dari China dengan masa kontrak paling lama tiga tahun.
(sfr/lav)http://bit.ly/2FpwYqJ
January 14, 2019 at 08:19PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FpwYqJ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment