Qi Flow Yoga mengusung perpaduan antara yoga dengan tradisi pengobatan China. Yoga satu ini menekankan pada aliran 'qi' yang berarti apapun yang memiliki energi.
"Apapun itu adalah qi. Tubuh bagian dalam dan emosi, mereka adalah qi dengan vibrasi yang berbeda," ujar Ronan Tang, pengampu kelas Qi Flow Yoga saat ditemui usai kegiatan di Ubud, Bali, Jumat (29/3).
Dalam kelasnya, Tang mengajak peserta untuk rileks dan fokus pada aba-aba yang diberikan. Perlahan, dia meminta peserta untuk menarik napas dalam-dalam dan diembuskan lewat mulut.
Peserta hanya diminta untuk duduk bersila dengan kedua tangan diletakkan pada bagian perut dan dada. Peserta diminta memvisualisasikan aliran qi atau energi pada tubuh.Dengan menyadari energi tubuh ini, kata Tang, seseorang akan terhindar dari penyakit. Sebab, energi yang terhalang menjadi salah satu persoalan yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit. Tak cuma itu, energi yang terhalang ini juga bisa sebagai akibat dari emosi yang tak dilepas.
"Kita bisa melakukan latihan fisik meliputi peregangan, pembukaan [dada], menepuk [dada], menguatkan tubuh," kata Tang. Sementara untuk tingkat emosional, seseorang bisa mengekspresikan apa yang dirasa dan membiarkan energi tubuh yang dimiliki mengalir. "Jika kita melakukannya, maka qi akan mengalir dengan baik."
Di sela kelas, Tang juga meminta peserta untuk mencubit bagian bawah lengan hingga pinggang. Bukan untuk membuat badan terasa sakit, tapi untuk membantu tubuh agar rileks dan melepas emosi yang hinggap. Pasalnya, rasa sakit itu bisa jadi hanya akumulasi emosi yang tak tersalurkan.
Tak cuma itu, energi yang tertutup dan tak tersalurkannya emosi juga bisa menimbulkan kanker. Tubuh memiliki kelenjar timus yang memainkan peran penting untuk sistem imun.
Instruktur yoga Ronan Tang saat membantu peserta mempraktikkan Qi Flow Yoga dalam gelaran Bali Spirit Festival 2019 di Ubud, Bali. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
|
Tang mengatakan, saat berusia kanak-kanak, kelenjar timus hadir dalam ukuran besar. Penyakit bisa jauh dari tubuh, termasuk kanker. Namun, seiring bertambahnya usia, kelenjar kian mengecil. Penyebabnya adalah rasa stres, tidak bahagia, dan hal-hal negatif lainnya yang mengelilingi.
"Makanya kita tadi menepuk dada sembari ha ha ha untuk menghubungkan energi dan memicu produksi T cell," tuturnya.
Perlahan tapi pasti, yoga akan mampu menyembuhkan ragam penyakit dan kecamuk rasa dalam tubuh.
Perhatikan kondisi tubuh bagian atas dan bawah
Aliran qi yang baik ditandai oleh dua kondisi berbeda pada bagian tubuh atas dan bawah. Bagian tubuh atas diharapkan terus berada pada kondisi dingin. Sementara bagian bawah berada pada kondisi hangat, termasuk pada kaki.
"Seseorang harus berpikir dengan kepala dingin. Sementara bagian bawah harus hangat karena pusat energi berada di bagian perut atau pusar," ujar Tang.
Seseorang, kata Tang, perlu menjaga bagian bawah tubuhnya tetap hangat, termasuk kaki. Jika kaki terasa dingin, artinya jantung tak mampu memompa darah. Tenaga kian menghilang dan mengakibatkan rasa sakit pada punggung atau lutut. Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, seseorang akan kehilangan 50 persen staminanya.
"Kalau dalam kondisi seperti itu, hindari makanan yang dingin seperti salad dingin, minuman dingin, lalu aktivasi api dari atas ke bawah dengan latihan," jelas Tang.
Kunci untuk bisa membawa energi ke bagian kaki adalah dengan latihan yoga. Rileks dan fokus jadi dua hal yang musti menjadi perhatian. Tarik napas, buat tubuh rileks, dan visualisasikan aliran energi ke kaki.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)
https://ift.tt/2U8JyCp
April 01, 2019 at 05:53PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2U8JyCp
via IFTTT
No comments:
Post a Comment