"Beberapa saat lalu, pemerintah memutuskan dalam rapat kabinet mengenai nama era baru dan cara mengucapkannya," ujar Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.
Ia kemudian mengangkat papan putih dengan guratan kaligrafi tradisional bertuliskan "Reiwa" di atasnya.
Sebagaimana dilansir AFP, kata tersebut terdiri dari dua karakter. Pertama, "Rei" yang memiliki makna ganda, yaitu "perintah" dan "peruntungan baik." Sementara itu, "wa" biasanya diterjemahkan menjadi "damai" atau "harmoni".
Reiwa akan menggantikan era kekaisaran Akihito yang dikenal dengan sebutan Heisei. Nama era kekaisaran Heisei itu berarti "perdamaian di mana pun."
Abdikasi Akihito menorehkan sejarah di Jepang karena ini merupakan kali pertama seorang kaisar turun takhta dalam dua abad.
Akihito sendiri selama ini sebenarnya tidak pernah terlalu tampil di hadapan publik. Selama berpuluh tahun, ia bekerja dari dalam rumah atau luar negeri, sembari menyembuhkan luka akibat Perang Dunia II.
Saat menginjak usia 83 tahun, Akihito akhirnya tampil di hadapan publik dan mengatakan bahwa ia takut tak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik karena kondisi kesehatannya setelah menjalani perawatan kanker prostat dan operasi jantung.
Jepang akhirnya mengumumkan bahwa Akihito akan turun takhta pada akhir April mendatang. Pusara kekaisaran akan diserahkan kepada putranya, Pangeran Naruhito.
Naruhito diperkirakan bakal langsung dilantik pada 1 Mei. Ketika Naruhito menerima takhta, saat itu pula lah era Reiwa dimulai. (has)
https://ift.tt/2U8h4ZC
April 01, 2019 at 06:00PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2U8h4ZC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment