Perseroan itu menyatakan rencana itu seiring dengan prospek bisnis PT Bukit Asam yang meningkat, ditopang dengan penjualan batu bara berkalori tinggi dan pembayaran dividen yang besar.
Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar Lembaga PT Inalum Rendi A. Witular mengatakan Inalum saat ini memegang 65 persen saham perusahaan batu bara itu dan tengah mengkaji untuk menaikkan porsinya.
"Sedang dikaji secara serius. PTBA mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap laba konsolidasi Holding," kata Rendi dalam keterangan tertulis, Minggu (31/3).
Rendi menjelaskan prospek perusahaan batu bara itu dalam jangka pendek akan ditopang oleh penjualan batu bara kalori tinggi atau yang dikenal dengan high calorie value yang diperkirakan mencapai 3,8 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari HCV yang telah diproduksi pada 2018 yang masih di bawah 1 juta ton.
PT Bukit Asam sendiri diketahui menyasar pasar premiun penjualan batu bara kalori tinggi ini yakni Jepang, Srilanka, Taiwan, Filipina dan Jepang. Selain itu, pembayaran dividen perusahaan yang akan dipertahankan pada level 75 persen dari laba bersih juga menjadi pemicu Inalum untuk menaikkan kepemilikan.
"Inalum akan mengusulkan pembagian dividen PTBA sebesar 75 persen dalam RUPST (Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan) yang akan diselenggarakan pada 25 April mendatang," katanya.
Laba Tertinggi
Jika terealisasi, PTBA diperkirakan akan mendistribusikan kepada pemegang sahamnya sekitar Rp3,76 triliun dari laba bersih tahun lalu sebesar Rp 5,02 triliun. Laba tersebut merupakan yang tertinggi sejak perseroan beroperasi pada 1981.
Rendi menjelaskan besaran dividen tersebut tidak akan menganggu kebutuhan finansial PTBA untuk kegiatan ekspansi. Hal itu ditopang dengan posisi kas perseroan yang mencukupi yaitu sebesar Rp6,30 triliun per 31 Desember 2018 atau meningkat 77 persen dibandingkan dengan 2017.
Terkait dengan upaya efisiensi biaya operasional, PTBA akan diuntungkan dengan berbagai pola sinergi antar anggota holding dan antar BUMN. Salah satu contohnya,adalah kontrak pengadaan bahan bakar minyak (BBM) dengan PT Pertamina (Persero) melalui skema satu harga untuk seluruh anggota induk perusahaan.
Sinergi lain yang saat ini sedang dijajaki termasuk upaya untuk meningkatkan daya tawar untuk mendapatkan bunga deposito perbankan yang kompetitf. Saat ini Inalum memiliki kas dan setara kas konsolidasi sebesar Rp22 triliun. (asa)
https://ift.tt/2HS2lLH
April 01, 2019 at 03:00PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2HS2lLH
via IFTTT
No comments:
Post a Comment