Juru bicara polisi Ghazni, Ahmad Khan Seerat mengatakan kepada AFP, keributan itu dimulai pada Jumat pagi. Secara mendadak, Taliban melancarkan serangan ke dua pos pemeriksaan yang lokasinya berdekatan. Taliban disebut menyergap sekelompok polisi yang sedang bergegas ke tempat kejadian, menewaskan seorang kepala polisi.
Seerat menyebutkan, secara keseluruhan, sembilan petugas meninggal dunia dan enam lainnya cedera.
Jumlah korban itu juga telah dikonfirmasi oleh juru bicara Gubernur Ghazni, Arif Noori.
Pada Agustus lalu, para pejuang Taliban tak membutuhkan waktu lama untuk menguasai kota Ghazni, sebelum mereka terdorong keluar oleh serangan udara AS dan pasukan Afganistan. Situasi belum membaik sejak saat itu, Taliban masih terus-menerus berusaha.
Serangan hari Jumat tersebut membuat pemerintahan menyoroti rapuhnya keamanan Afganistan dan resiko yang dihadapi oleh pasukan keamanan lokal karena posisi mereka yang amat rentan.
Melalui akun Twitter, pihak Taliban mengklaim telah membunuh 12 'tentara', namun kelompok tersebut diketahui kerap melebih-lebihkan dari jumlah asli. Sementara, di Afganistan Selatan, tepatnya di Zabul, juru bicara Gubernur setempat mengungkapkan bahwa empat orang polisi tewas dan dua lainnya cedera akibat tembakan yang dilepas seorang 'penyusup Taliban' di sebuah pos pemeriksaan.
Serangan itu terjadi ketika AS tengah berusaha untuk menengahi perjanjian damai dengan Taliban dan pemerintah Kabul, lebih dari 17 tahun sejak invasi AS yang bertujuan menggulingkan para pejuang Islam.
Pada Januari lalu, Presiden Ashraf Ghani mengungkapkan sebanyak 45 ribu personel keamanan telah terbunuh sejak dirinya menjabat pada September 2014.
[Gambas:Video CNN] (rea)
https://ift.tt/2UjaA9r
March 30, 2019 at 11:39PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2UjaA9r
via IFTTT
No comments:
Post a Comment