
Dwikorta mengatakan bahwa kedua gempa tersebut dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan mendatar (strike slip).
"Mekanismenya strike slip, patahan geser sama, hanya lokasinya berbeda," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (12/4).
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menuturkan pada gempa Palu, patahan terjadi di sesar Palu-Koro dan titik gempa ada di darat. Untuk gempa Sulteng kali ini, titik gempa berada di laut.
Rahmat juga mengatakan bahwa pada gempa Palu yang terdahulu juga diikuti dengan longsor bawah laut. Sementara itu, pada gempa Sulteng tidak ditemukan indikasi longsoran bawah laut.
"Dalam pengamatan kami, tidak ada indikasi adanya longsor, tentunya terus kita monitor," ujarnya.
Gempa bumi ini mengguncang wilayah Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Jumat (12/4) sekitar pukul 18.40 WIB dengan kekuatan magnitudo 6,9.
BMKG mencatat pusat gempa berada 85 km barat daya Banggai Kepulauan. Gempa berlokasi 1.90 Lintang Selatan dan 122,54 Bujur Timur.
Gempa diperkirakan bisa memicu tsunami. Namun pada pukul 19.47 WIB, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami telah berakhir. (dis/has)
http://bit.ly/2IcBzOB
April 13, 2019 at 06:30AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2IcBzOB
via IFTTT
No comments:
Post a Comment