Analisis
CNN Indonesia | Senin, 08/04/2019 16:49 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyentil kampanye Prabowo Subianto yang terkesan eksklusif di tengah kampanye akbar Pilpres 2019.Protes SBY dalam secarik surat itu tersebar ke publik saat Prabowo menggelar kampanye rapat umum atau kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (7/4). Kampanye yang 'memutihkan' Stadion GBK itu diawali dari kegiatan subuh berjemaah di stadion terbesar se-Indonesia tersebut.
Presiden keenam RI itu mengaku mendapat informasi detail kampanye dari lingkaran Prabowo pada 6 April lalu. Kini dia merasa terusik dengan realisasi dari konsep kampanye tersebut.
Dalam surat yang ditujukan kepada tiga petinggi Partai Demokrat, SBY memandang rancangan kampanye di GBK itu terlalu eksklusif untuk umat Islam. SBY meminta agar Prabowo diingatkan bahwa kampanye kubu Paslon 02 dalam Pilpres 2019 harus mengusung keberagaman alias inklusif.
"Penyelenggaraan kampanye nasional [di mana Partai Demokrat menjadi bagian di dalamnya] tetap dan senantiasa mencerminkan inclusiveness, dengan sasanti 'Indonesia Untuk Semua' Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan," tulis SBY dalam surat yang beredar pada hari kampanye akbar Prabowo di SUGBK tersebut.
Dalam gelaran Pilpres 2019, Prabowo-Sandi didukung lima partai politik yakni Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya.
Pengamat politik Habibie Center Bawono Kumoro menilai Prabowo akan tetap menggunakan simbol-simbol agama Islam yang notabene pemeluk keyakinan tersebut merupakan mayoritas pemilih di Indonesia.
Prabowo dan tim suksesnya, menurut Bawono, tak ingin begitu saja mengubah strategi yang sukses pada Pilkada DKI 2017 silam. Selain itu, koalisi Gerindra-PKS pun terbilang sukses membuat lonjakan perolehan suara bagi paslon yang diusung mereka dalam Pilkada 2018 lalu.
"Sangat susah memang, ada semacam kepercayaan tinggi sekaligus dilema di Prabowo-Sandi, apalagi PKS sebagai partai Islam. Kalau membuat kampanye mereka lebih plural sesuai logika SBY, khawatir tidak bisa mengulang kemenangan di 2017," ucap Bawono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (7/4).
Massa pendukung Paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga memadati kampanye akbar yang diawali dengan kegiatan salat subuh berjemaah di Stadion Utama Glora Bung Karno, Jakarta, 7 April 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
|
Meski kubu 02 kerap mengklaim mengusung isu ekonomi di pilpres, kondisi saat ini tetap menuntun tim Prabowo kepada politik identitas untuk memanfaatkan kelompok muslim konservatif. Dilema itu, kata Bawono, akan membuat Prabowo akan tetap eksklusif dalam kampanye.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menganggap Prabowo-Sandi terjebak dalam kondisi yang membuat kampanye-nya kerap menggunakan simbol-simbol keislaman.
Serupa Bawono, Pangi menilai basis suara Prabowo saat ini paling kuat pada pemilih Muslim. Prabowo, menurut dia, masih kalah telak dari paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada basis pemilih non-Muslim.
Seperti dalam survei Celebes Research Center (CRC) yang dirilis Februari lalu. Jumlah pemilih nonmuslim yang memilih Prabowo hanya 5,6 persen, sedangkan Jokowi 87,1 persen. Prabowo bergantung pada 35,3 persen pemilih beragama Islam yang memilih dirinya.
Survei lain yang dilakukan LSI Denny JA pada 18-25 Februari 2019 menemukan bahwa dukungan untuk Prabowo-Sandi datang dari segmen pemilih Muslim yang orientasi politiknya Indonesia harus seperti Timur Tengah atau Arab Saudi yakni 54,1 persen.
Selain itu, berdasarkan survei yang digelar LSI Denny JA pada 18-25 Januari 2019, dukungan kantong pemilih Muslim terhadap Prabowo-Sandi cenderung meningkat jika dibandingkan survei lima bulan lalu. Pada Agustus 2018, dukungan ke Prabowo-Sandi di kantong pemilih Muslim hanya 27,9 persen. Sedangkan saat ini dukungan mencapai angka 35,4 persen.
"Kalau mereka tidak mengambil segmen itu [pemilih muslim], misalnya Pak Prabowo tidak menggunakan simbol-simbol Islam, lebih toleran, plural, kebinekaan, problem-nya segmen beliau memang sudah pemilih muslim," ucap Pangi, Senin (8/4).
Apalagi, Prabowo notabene adalah capres yang didukung lewat dua kali Ijtimak Ulama.
Memasuki konteks kampanye akbar yang digelar kemarin di SUGBK, Pangi mengaku melihat kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) telah mencoba memasukkan unsur selain Islam ke atas panggung. Namun, menurut dia, upaya menghadirkan sosok nonmuslim sebagai orator itu terkesan kurang karena lebih kental simbol Islam.
"Kemarin ada tokoh lintas agama, seharusnya ada tausiah juga dari tokoh Nasrani, Buddha, simbol itu penting. Kemarin simbol itu masih kurang karena simbol Islam terlalu kental," tuturnya.
Ketua Divisi Hukum dan Advokasi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menegaskan isi dari surat SBY telah disampaikan kepada tiga petinggi Demokrat. Sehingga kampanye akbar Prabowo-Sandi pada Minggu (7/4) pun dilaksanakan sesuai saran. Walhasil, katanya, pada kegiatan kampanye akbar pun ada penegasan soal itu dan menghadirkan umat dari agama lain.
"Saran SBY pun diterima. Tadi (dalam kampanye akbar) ada dari pendeta dan berbagai agama," katanya, Minggu (7/4).
Pada kampanye tersebut, memang setidaknya ada tiga perwakilan agama lain yang ikut menyampaikan pesan di panggung. Bukan hanya pesan, mereka yang berasal dari Kristen, Katolik, dan Buddha pun turut membacakan doa untuk Prabowo-Sandi.
[Gambas:Video CNN] (dhf/kid)
1 dari 2
http://bit.ly/2KetIl5
April 08, 2019 at 11:49PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2KetIl5
via IFTTT
No comments:
Post a Comment