"Efektif. Mengapa? Ada pesan teks, gambar, video, mana yang paling cepat menyentuh emosi kita? Video kan?" jelasnya.
Selain lewat pembatasan internet, Rudiantara juga menyebut perlunya peningkatan literasi digital. Agar masyarakat tidak langsung menelan mentah-mentah informasi yang diterima dari internet.
"Kadang-kadang karena tingkat literasi kita yang harus dititkatkan, apa saja yang ada terus dilahap [...] Video tanpa teks dilahap aja," tuturnya.Meski demikian, Rudiantara menyebut kebijakan ini tidak bermaksud menutup sarana komunikasi masyarakat. Sehingga, pengiriman pesan teks masih bisa dilakukan.
"Kalau teks kan tidak, pemerintah tidak menutup sarana komunikasi masyarakat, tapi melakukan pembatasan," terangnya.
Lebih lanjut, menurutnya dengan adanya pembatsan fitur media sosial ini justru menjadi penguatan media arus utama (mainstream)."Orang yang lihat di medsos saja jadi lihat TV, baca koran, karena media mainstream melakukan kaidah jurnalistik, yaitu lakukan cover both side (mengulas dua belah pihak), medsos malah tidak," tandasnya. (pris/eks)
http://bit.ly/2X7l0HG
May 24, 2019 at 03:19AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2X7l0HG
via IFTTT
No comments:
Post a Comment