Pernyataan itu diutarakan Tiar membantah kabar bahwa sejumlah sirine peringatan dini tsunami sempat berbunyi di perairan Banten dan Serang tadi pagi hingga memicu kepanikan warga yang menduga gelombang tinggi kembali terjadi.
"Berkaitan sirine tadi pagi, kami mau konfirmasi bahwa sirine kami tidak dinyalakan. Tidak ada peringatan apa pun dari kami," ucap Tiar dalam jumap pers di Jakarta pada Minggu (23/12).
Tiar menuturkan bukan hanya BMKG yang memiliki sirine di wilayah pesisir pantai tersebut. "Sehingga jika ada satu yang berbunyi itu harus dipastikan dahulu milik siapa."
Tiar menyebutkan bunyi sirine BMKG bernada statis dan tidak mudah diaktifkan.
Dalam jumpa pers yang sama, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan tidak ada potensi tsunami susulan di sekitar perairan Banten.
"Sensor BMKG terdekat tidak mendeteksi perubahan air laut yang signifikan di Selat Sunda seperti di Cigeulis dan Tategate. Semua (kabar tsunami susulan) itu masih simpang siur. Yang pasti dari kami tidak mencatat atau melihat hal serius yang signifikan terkait potensi tsunami susulan," ucap Rahmat.
Rahmat juga mengatakan sejumlah isu yang menyebut jika air kembali pasang di sekitar pesisir pantai Carita itu sebagai kabar hoaks.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menuturkan hingga kini korban tewas tsunami di Selat Sunda mencapai 168 orang.
Tsunami menerjang Selat Sunda sekitar Sabtu (22/12) malam pukul 21.27 WIB. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan fenomena Tsunami Selat Sunda kemarin termasuk langka dan hingga kini penyebabnya belum bisa dipastikan. (rds/dea)
http://bit.ly/2GC9iRu
December 23, 2018 at 09:15PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GC9iRu
via IFTTT
No comments:
Post a Comment