"Tidak akan berpengaruh signifikan untuk konteks Pilpres," kata Maman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/12).
Politikus PKB itu mengatakan seruan dari Rizieq akan efektif apabila dilakukan dalam lingkup politik kecil seperti di level pemilihan kepala daerah.
Ia menyebut seruan itu efektif hanya saat Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016 tersandung kasus penistaan agama akibat kutipan Al Maidah ayat 41.Sementara, kasus yang sama tak terjadi di Pilpres 2019. "Makanya beda [Pilpres] dengan Pilkada DKI," ujar Maman.
Meski demikian, Maman menyatakan bahwa seruan Rizieq itu merupakan isu yang sensitif jelang Pilpres. Ia pun menyakini seruan itu bisa membuat sebagian masyarakat terpengaruh di Pilpres 2019 meski tak signifikan jumlahnya.
"Isu itu sangat sensitif. Bisa membuat sebagian masyarakat terpengaruh," kata pria yang juga memiliki jabatan Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.
Massa Reuni Alumni Aksi 212 memadati kawasan Monas dan sekitarnya, Jakarta Pusat, 2 Desember 2018. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
|
"Jadi saya yakin Jokowi akan tetap dipilih rakyat Indonesia untuk periode 2019-2024," kata dia.
Sebelumnya, dalam rekaman suaranya yang diperdengarkan di tengah Reuni Alumni 212, Rizieq menilai dalam beberapa tahun terakhir sejumlah pembiaran dilakukan di antaranya soal perlindungan terhadap pelaku penodaan agama.
Selain itu, dia juga menyinggung soal utang dan ekonomi riba, kebohongan yang dibiarkan hingga kemaksiatan. Oleh karena itu, Rizieq meminta umat Islam meneruskan amanat perjuangan dalam Pilpres dan Pileg pada 2019.
"Bahwasanya di Pilpres haram memilih capres dan caleg yang diusung partai yang diusung partai penista agama," kata Rizieq dalam rekaman yang diperdengarkan dalam reuni 212 yang berlangsung di kawasan Monas, Minggu (2/12).
(rzr/kid)https://ift.tt/2KQO6FJ
December 03, 2018 at 05:56PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2KQO6FJ
via IFTTT
No comments:
Post a Comment