Pegiat sosial Yani Sikolah menyatakan Kepala Desa di Pulau Sebesi Syamsiar menyampaikan ketinggian gelombang tsunami mencapai tiga meter. Hal itu membuat masyarakat mengungsi ke ketinggian, karena belum ada pelatihan kesiapsiagaan dan simulasi evakuasi di Desa Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku, seperti dilansir Antara, Minggu (23/12).
Hari ini Syamsiar dan para warga laki-laki menyisir pesisir pantai, pulau dan desa melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan camat. Sementara warga perempuan, anak maupun penduduk berkebutuhan khusus masih tinggal di kawasan bukit.
Menurut Syamsiar, gelombang laut saat ini masih tinggi. Sampai detik ini mereka tak kunjung menerima bantuan. Padahal diperkirakan saat ini terdapat sekitar 500 jiwa mengungsi ke ketinggian, dari total 2.807 penduduk.Syamsiar menyatakan warga membutuhkan perlengkapan seperti tenda, stok makanan dan lain-lain. Di samping itu, seorang balita dikabarkan hilang.
Proses pendataan warga masih dilakukan oleh kepala desa dan beberapa warga. Sejumlah aktivis kemanusiaan di Lampung juga berupaya membantu warga korban tsunami Selat Sunda di kawasan pesisir Lampung Selatan itu.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut korban tewas akibat terjangan tsunami Selat Sunda di Anyer dan Lampung mencapai 168 orang tewas.
Selain korban tewas, Sutopo menyebut setidaknya 745 orang luka dan 30 orang lainnya masih hilang. (Antara/ayp)
http://bit.ly/2EEViDL
December 23, 2018 at 09:59PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2EEViDL
via IFTTT
No comments:
Post a Comment