Menurut Thomas, supermoon merupakan purnma yang lebih besar dari rata-rata fenomena astronomi tersebut.
Kendati demikian, menurutnya dari segi astronomi tidak ada yang istimewa dengan fenomena purnama kali ini.
"Secara astronomi tidak ada keistimewaan [supermoon pada 21 Januari]. Namun publik tertarik mengamati supermoon, saat purnama terdekat," jelasnya kepada CNNIndonesia.com lewat pesan singkat.Saat supermoon, Bulan akan terlihat lebih besar dari ukuran normalnya. Bulan yang jaraknya 356.800 km dari akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi tahun depan.
Super moon akan membuat Bulan terlihat 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dibanding purnama lainnya.
Disamping supermoon, di saat yang sama juga akan terjadi fenomena blood moon. Namun Thomas mengatakan masyarkat di Indonesia tidak bisa melihat fenomena tersebut.
"Gerhana bulan total (blood moon) tidak bisa terlihat karena saat itu di Indonesia siang hari," ucapnya.Warna merah pada blood moon disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer Bumi. Saat gerhana, atmosfer Bumi masih bisa menghantarkan cahaya matahari sehingga permukaan bulan nanti nampak kemerahan. (evn)
http://bit.ly/2AK0xiY
January 15, 2019 at 11:42PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2AK0xiY
via IFTTT
No comments:
Post a Comment