Di kawasan Asia, rupiah berada di zona hijau bersama beberapa mata uang. Mulai dari dolar Singapura yang menguat 0,1 persen, baht Thailand 0,06 persen, dan yen Jepang 0,04 persen.
Sementara ringgit Malaysia stagnan. Sedangkan won Korea Selatan melemah 0,27 persen, peso Filipina 0,2 persen, dan dolar Hong Kong 0,02 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju yang bergerak variasi. Dolar Australia melemah 0,04 persen, franc Swiss 0,04 minus persen, dan euro Eropa minus 0,03 persen.
Namun, beberapa mata uang berhasil bersandar di zona hijau, seperti rubel Rusia yang menguat 0,02 persen, poundsterling Inggris 0,04 persen, dan dolar Kanada 0,05 persen.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada melihat pergerakan rupiah yang hanya menguat tipis, bisa berujung melemah pada sore nanti, meski tidak begitu dalam. Pergerakan tersebut terjadi karena dolar AS tertahan oleh sikap pelaku pasar.
"Outlook dolar AS melemah setelah The Fed dinilai lebih melunak terhadap kenaikan suku bunganya," ujarnya, Senin (14/1).
Sementara dari dalam negeri belum ada sentimen baru yang bisa menopang mata uang Garuda. Sentimen domestik bagi rupiah diperkirakan baru ada pada hari esok saat Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Indonesia 2018.
(uli/agt)http://bit.ly/2D74CPA
January 14, 2019 at 03:56PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2D74CPA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment