Sebelumnya, tender itu gagal akibat ketiadaan kata sepakat antara pemerintah dengan industri obat.
"Tender akan dimulai bulan depan, jadi itu tidak akan berdampak pada setok kami," kata Engko Sosialine Magdalene, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Sabtu (13/1).
Sementara, bagi pasien yang tidak mendapat obat tersebut bisa mengonsumsi pil dengan bahan yang sama. Stok pil ini masih cukup hingga Desember.Hal ini diungkap setelah beberapa rumah sakit mengaku kehabisan obat-obatan tersebut. Aditya Wardhana, dari Koalisi AIDS Indonesia menyebut setidaknya 29 rumah sakit dan pusat kesehatan telah kehabisa stok ARV tertentu. Salah satunya adalah dosis tetap dari kombinasi Tenofovir, Lamivudin and Efavirens (TLE).
Kementerian Kesehatan mengakui kalau tahun lalu mereka gagal melakukan tender untuk pengadaan obat-obatan ARV. Namun, mereka telah mengimpor sejumlah obat TLE melalui The Global Fund dan organisasi pembiayaan lain untuk memerangi AIDS, Tuberculosis, dan Malaria.
Jika tender bulan depan gagal dipenuhi pada April, maka Kementerian Kesehatan telah mendapat tambahan 560.000 botol pil TLE terpisah dari dana tersebut.Namun, Koalisi AIDS Indonesia mendesak agar lebih banyak pembelian darurat atas obat-obat ini lewat pendanaan itu. Mereka juga mendorong Presiden Joko Widodo untuk turun tangan.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, tahun lalu terdapat lebih dari 300 ribu pasien di Indonesia bergantung pada obat-obatan ARV.
Pasien khawatir
Meski terdapat obat alternatif, tapi beberapa pasien khawatir mengubah pengobatan mereka. "Jelas kami sangat ketakutan," jelas pasien HIV Baby Rivona Nasution, pada konferensi pers yang diadakan oleh Koalisi AIDS Indonesia.
"Apakah aku masih hidup atau tidak pada akhir tahun ini?" jelas wanita yang telah mengonsumsi obat yang sama dalam sepuluh tahun terakhir itu.Dikutip dari Antara, kata Aditya Wardhana, mayoritas Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia menggunakan obat ARV TLE sebagai terapi pengobatan. Jumlahnya diperkirakan sekitar 631.635 orang pada 2018.
Meski tidak menyembuhkan, obat ARV TLE ini mampu menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh pengidapnya.
"Sehingga ODHA bisa tetap sehat dan berpeluang hidup lebih lama," katanya.
Jika ODHA tidak mengkonsumsi obat ini setiap hari secara rutin, maka akan menimbulkan resistensi virus terhadap obat tersebut.
Foto: CNN Indonesia/Timothy Loen
|
Diketahui, kelangkaan obat AIDS ini terjadi karena dana APBN tak bisa disalurkan untuk membeli obat. Proses penunjukan langsung dengan dua kali negosiasi harga gagal karena PT Kimia Farma tidak setuju dengan harga yang ditawarkan Kementerian Kesehatan.
Kemudian dilakukan proses lelang terbatas dengan peserta lelang PT Kimia Farma dan PT Indofarma Global Medika. Namun, proses ini juga tidak menghasilkan pemenang sehingga menyebabkan terjadinya kekosongan persediaan obat ARV TLE di berbagai tempat.
(eks/arh)
http://bit.ly/2FyYhOq
January 14, 2019 at 08:18AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FyYhOq
via IFTTT
No comments:
Post a Comment