Salah satu dampak buruk aksi unjuk rasa kelompok Rompi Kuning yang berkepanjangan yakni mengganggu ekonomi Prancis. Melalui sepucuk surat, Macron berharap perbedaan pendapat itu tidak terjadi terus-menerus dan segera menemukan jalan keluar.
"Bagi saya, tidak ada isu yang terlarang. Kami tidak akan setujui semuanya, yang merupakan hal lazim dalam demokrasi. Tapi paling tidak kita akan tunjukkan bahwa kita adalah masyarakat yang tidak takut berbicara, bertukar [pendapat] dan berdebat," tulis Macron dalam suratnya, seperti dilansir oleh Reuters pada Senin (14/1).
Di dalam surat yang akan dipublikasikan di koran-koran Prancis itu, Macron juga turut menanyakan beberapa pertanyaan yang ia harap akan dijawab oleh masyarakat saat pertemuan di balai kota dilakukan atau melalui isian secara daring.
Beberapa pertanyaan disampaikan sebagi berikut:
-Pajak apa yang seharusnya dipotong?
-Penghematan pengeluaran publik seperti apa yang harus diprioritaskan?
-Apakah terlalu banyak proses administrasi?
-Haruskah referendum digunakan lebih sering dan siapa yang semestinya mengusulkan referendum?
Ia juga mengatakan dirinya akan memberikan kesimpulannya sebulan setelah debat berakhir pada 15 Maret mendatang.
"Ini adalah bagaimana saya mengubah kemarahan menjadi solusi," ujar Macron.
Aksi Rompi Kuning berjalan sejak akhir 2018. Mereka yang kebanyakan adalah para penduduk di pedesaan Prancis yang datang ke Paris memprotes kenaikan pajak bahan bakar minyak. Namun, aspirasi yang dibawa melebar dan mereka juga menuntut Macron turun karena kebijakan ekonominya disebut tidak berpihak kepada rakyat jelata. (ani/ayp)
http://bit.ly/2ROcn5d
January 14, 2019 at 07:19PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2ROcn5d
via IFTTT
No comments:
Post a Comment