Pages

Tuesday, February 19, 2019

Siap Dialog Kashmir, Pakistan Peringatkan India Tak Menyerang

Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menyatakan kesiapan untuk membantu penyelidikan serangan bom bunuh diri yang menewaskan 41 personel paramiliter India pekan lalu. Namun, ia memperingatkan India agar tak menyerang negaranya.

Khan melontarkan pernyataan ini setelah India menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan di Kashmir yang diklaim oleh grup Jaish-e-Mohammed tersebut. Kelompok teror itu memang berbasis di Pakistan.

Melalui pidatonya, Khan meminta India berbagi bukti jika memang ada indikasi oknum Pakistan terlibat dalam bom bunuh diri tersebut.

"Jika Anda memiliki intelijen yang dapat menunjukkan keterlibatan warga Pakistan, berikan kepada kami. Saya jamin kami akan mengambil tindakan," katanya sebagaimana dikutip Reuters.

Selama penyelidikan masih belum rampung, Khan meminta India tidak melakukan serangan, terutama setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengancam akan ada "respons kuat" terkait insiden tersebut.

Jika India menyerang, "Pakistan tidak akan hanya berpikir untuk membalas. Pakistan akan membalas," kata Khan dalam pidatonya.

Kashmir telah terpecah antara India dan Pakistan sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Kedua negara mengklaim kepemilikan sepenuhnya atas wilayah tersebut. Perang telah pecah sebanyak dua kali sehubungan dengan perselisihan tersebut.

[Gambas:Video CNN]

India telah lama menuduh Pakistan menyembunyikan gerilyawan yang melancarkan serangan di tanahnya, sementara Islamabad berulang kali berikrar akan menindak kelompok itu jika Delhi memberikan bukti keterlibatan mereka.

Jasih e-Mohammed sendiri adalah kelompok teror yang ingin bagian Kashmir di India menjadi wilayah kekuasaan Pakistan.

Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.

Puluhan ribu orang tewas di Kashmir sejak pemberontakan bersenjata pecah di kawasan perbatasan itu pada 1989. (syf/has)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2TXCKDB
February 20, 2019 at 04:29AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2TXCKDB
via IFTTT

No comments:

Post a Comment