Pages

Friday, March 1, 2019

'Etika' Naksir Pacar Teman

Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa suka pada seseorang tak bisa ditebak kapan dan di mana bakal terjadi.

Bisa jadi ada perasaan suka yang timbul pada teman sendiri, gebetan teman, pacar teman, sampai suami teman. Suka sih sah-sah saja, tapi jangan sampai nikung teman sendiri.

Lingkaran pertemanan umumnya membuat Anda jadi kerap bertemu dengan pacar teman. Seperti ungkapan dalam bahasa Jawa, tresno jalaran soko kulino.

Akan tetapi, agak sadis rasanya kalau Anda berharap atau menunggu mereka berdua berpisah. Ini seolah menginginkan hal tak baik terjadi pada orang yang disukai plus teman sendiri. 

Apa yang harus dilakukan saat naksir pacar teman? Bagaimana etikanya? Di satu sisi, suka itu wajar, apalagi kalau masih pacar. Selama janur kuning belum melengkung. Tapi di sisi lain, tegakah Anda merebut pacar teman sendiri?


Dating coach, Andrea Gunawan mengungkapkan bahwa kuncinya ikhlas. Cinta tak harus memiliki. Apalagi kalau cintanya masih satu arah.

Dia berkata kalau memang sayang, tentu ada keinginan untuk melihat orang yang disayang bahagia dan turut bahagia bersama mereka. 

"Kalau baru tahap naksir, ya mungkin karena merasa pacar temannya sosok ideal, padahal kalau nanti sudah dijalani, mungkin bisa jadi enggak cocok," katanya kepada CNNIndonesia.com 

Baiknya, lanjut dia, demi menjaga hubungan baik sebaiknya tak perlu mengutarakan perasaan.

"Baiknya batasi kontak dengan pacar teman, guna menghindari hal-hal yang (tidak) diinginkan," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh ahli percintaan dan juga penulis buku First Comes Us: The Busy Couple's Guide to Lasting Love Anita A. Chlipala.

"Hindari menghabiskan waktu sendirian dengannya, dan jauhkan diri (secara fisik) jika Anda berkumpul bersama-sama teman satu grup," katanya.

"Jangan duduk bersama mereka dan jangan mencari mereka saat sedang pesta. Ini bisa dilakukan sampai perasaan Anda padanya hilang."

Jika cara tersebut masih belum ampuh untuk mengusir si pacar teman dari hati Anda, cobalah untuk berpikir tentang konsekuensi yang bakal Anda hadapi jika Anda tetap menyukai orang itu.

"Awalnya ini dimulai dengan berpikir bahwa interaksi dengan si pacar teman itu tidaklah salah," ucapnya dikutip dari Elite Daily.

"Anda mungkin berpikir,'Ah, kami hanya lirik-lirikan, bukan masalah besar,' atau 'Kami kan hanya berteman,'."

Dia mengungkapkan bahwa sekalipun Anda berpikir kalau Anda tak akan menikung teman sendiri, namun langkah kecil-kecil dan yang dianggap tak 'berdosa' ini lama-kelamaan bakal jadi besar. Anda akan ketagihan untuk melakukan hal lain yang lebih besar untuk memuaskan keinginan Anda.


Daripada terus-terusan berkutat pada pacar orang, Chlipala menyarankan untuk fokus untuk menemukan si dia yang memang benar-benar untuk Anda.

"Apa yang akan terjadi kalau akhirnya teman menikah dengan kekasih ini? Teman Anda akan benar-benar merasakan ada sesuatu yang tak beres antara Anda dan pasangannya. Di sini, Anda mungkin akan kehilangan seorang teman," ucapnya.

"Dan ini adalah hak teman Anda karena dia menganggap kalau Anda adalah ancaman terhadap hubungan mereka." (els, chs/chs)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2UlB07a
March 01, 2019 at 11:30PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2UlB07a
via IFTTT

No comments:

Post a Comment