Sebelumnya, pelatih yang akrab disapa Djanur itu lebih dulu angkat trofi juara Piala Presiden bersama Persib Bandung di musim 2015. Persib menang atas Sriwijaya FC 2-0 kala itu di final.
Musim ini, Djanur berhasil membawa Persebaya lolos ke final Piala Presiden 2019. Persebaya bakal ditantang Arema FC pada leg pertama yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Selasa (9/4).
"Belum [tentu cetak sejarah]. Ini kan baru masuk final, kesempatan [bawa Persebaya juara] itu akan diupayakan semaksimal mungkin," kata Djanur melalui sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/4).
Jelang partai final bersama Persebaya, Djanur mengaku merasakan hal yang sama seperti ketika ia bersama Persib. Meskipun ia mengakui persiapan yang dilakukan bersama tim berjuluk Bajul Ijo itu belum cukup maksimal.
Persebaya Surabaya akan menghadapi Arema FC di final Piala Presiden 2019. (ANTARA FOTO/Moch Asim)
|
"Sekarang saya juga merasakan hal yang sama. Walaupun belum sempurna persiapannya, tapi kami punya mental untuk ke sana [jadi juara]," ucap Djanur.
Djanur mengaku belum puas dengan penampilan pemain asing maupun pemain lokal yang dianggap belum maksimal mengeluarkan kemampuannya di lapangan. Ada hal-hal mengganjal yang masih dirasakannya sampai H-1 jelang pertandingan.Terlebih, laga melawan Arema FC bukan sekadar laga final biasa. Tapi juga disebut sebagai duel klasik dua tim asal Jawa Timur yang punya sejarah panjang dalam sepak bola Indonesia. Terutama rivalitas kedua suporter yang selalu berada pada tensi tertinggi.
"Jujur pasti mereka bakal tersulut emosi. Tapi itu pintar-pintarnya kami kedua pelatih untuk meredam para pemain kami," ungkapnya. (TTF/nva)
http://bit.ly/2Ikk2TB
April 09, 2019 at 05:05AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Ikk2TB
via IFTTT
No comments:
Post a Comment