
Sebagian netizen menganggap istilah tersebut tidak tepat digunakan ketika menjelaskan program yang ditujukan untuk perempuan seperti dicuitkan @mika_scofield.
"Bagaimana mungkin dalam debat nasional dia dengan mudah memanggil perempuan dengan sebutan emak-emak sementara tengah menjelaskan keseluruhan program untuk perempuan," cuitnya.
[Gambas:Twitter]
Sebagian lain memprotes juga kalau istilah ini terlalu mengeneralisasikan kaum perempuan, cuit akun @salsabilaudrey.
"Mungkin mereka mesti lebih hati-hati melakukan generalisasi perempuan menjadi emak-emak. Orang-orang bisa menganggapnya sebagai kiasan yang negatif terhadap perempuan [...]"
Akun @amandazevannya mengungkapkan kebosanannya dengan istilah emak-emak yang sering digunakan Sandi
"Saya mendelikkan mata tiap kali mendengar 'emak-emak' [...]," cuitnya.
Akun @candraliewrn juga mengungkap kebosanan serupa.Sementara akun @bobyandika menyentil kocak kalau Sandi mesti membuat film berjudul "Kepada emak-emak yang pernah saya temui".
Menanggapi cuitan yang menganggap istilah emak yang dianggap merendahkan, netizen lain beranggapan istilah itu tidak menurunkan harkat perempuan, seperti dicuitkan akun @myrzasiregar97. Sebab menurutnya, istilah itu adalah salah satu sebutan untuk seorang ibu.
"Saya tidak berasumsi menyebut emak-emak merendahkan. Bagaimana jika saya memanggil ibu saya Emak? Apakah itu merendahkan? Jika iya saya perlu meminta maaf ke ibu saya sekarang."
Sejak awal masa kampanye, Sandiaga Uno memang kerap menyebut istilah emak-emak. Bahkan ia menyebut kalau pihaknya ingin berjuang bagi kesejahteraan kaum ibu."Kami akan berjuang untuk partai emak-emak. Kami ingin harga-harga pangan terjangkau," jelas Sandi, Jumat (10/8/2018).
Sandi mengakui pihaknya memang hendak fokus ke pembenahan perekonomian di Indonesia jika terpilih kelak. (eks/eks)
http://bit.ly/2IBc74J
April 14, 2019 at 06:45AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2IBc74J
via IFTTT
No comments:
Post a Comment