Pages

Thursday, May 23, 2019

Harum Sekuntum Mawar untuk Pak Polisi dan Tentara usai 22 Mei

Jakarta, CNN Indonesia -- Mengenakan pakaian hitam-hitam, perempuan berambut panjang itu menyusuri pagar gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).

Dia menggenggam sekitar sepuluh tangkai bunga mawar merah. Langkahnya sesekali terhenti menghindari sejumlah polisi yang tidur tergeletak bersandar pagar gedung Bawaslu.

Eka, namanya. Begitu melihat seorang polisi yang terjaga, sambil tersenyum dia langsung mengulurkan tangannya memberikan bunga mawar itu.

Selain Eka, ada sejumlah orang lain, baik laki-laki maupun perempuan yang juga membagikan bunga mawar kepada personel Brimob Polri dan juga TNI yang menjaga ketat gedung Bawaslu sejak Selasa (21/5).

Eka dan rekan-rekannya merupakan karyawan swasta yang bekerja di sekitar Jalan MH Thamrin.

"Tetap semangat ya pak, terima kasih sudah menjaga NKRI," ujar Eka.

Eka berharap mawar merah yang mereka bagikan itu dapat menambah semangat anggota Brimob yang bertugas menjaga keamanan.

Sekuntum Mawar Merah untuk Pak Polisi dan TentaraSeorang karyawati swasta membagikan bunga mawar kepada polisi. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Kata dia, bagi-bagi mawar merah itu bentuk dukungan pribadi kepada polisi, dan sengaja baru hari ini baru bisa dibagikan karena situasi keamanan di depan gedung Bawaslu dua hari terakhir tak memungkinkan. Dia mengaku kegiatan bagi-bagi bunga itu inisiatifnya dan rekan-rekan.

"Kami pribadi saja mau ke sini mau kasih bunga saja dukungan. [Kemarin] sudah mengamankan, kemarin sempat diliburkan karena kerusuhan itu, terus makanya ini kami kasih dukungan saja, terima kasih kemarin," ujarnya.

Mahmuda, seorang anggota Brimob yang menerima mawar merah, senang mendapat bunga dari Eka dan rekan-rekannya. Katanya, dia merasa diperhatikan.

"Senanglah dikasih bunga, gembira, diajak bercanda sama ibu-ibu dikasih support dari masyarakat," katanya.

Mahmuda menyebut bahwa seluruh anggota Brimob akan tetap semangat untuk menjaga keamanan di sekitar Bawaslu, meskipun terkadang rindu pada anak dan istrinya yang berada di Sumatera Barat datang menghampiri.

"Kami sebagai pasukan tetap semangat kami. Atas dasar perintah," ucap Eka.

Situasi di sekitar Gedung Bawaslu saat ini sudah kondusif setelah kerusuhan pecah pada 21 hingga 23 Mei. Namun, aparat kepolisian masih terlihat tetap berjaga-jaga di lokasi.

Akses jalan di depan Gedung Bawaslu pun masih ditutup hingga saat ini.

Harum Sekuntum Mawar untuk Pak Polisi dan TentaraWarga memberikan mawar pada petugas Polri dan TNI yang berjaga di Jalan Thamrin. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)

Dua hari terakhir menjadi masa yang berat bagi Mahmuda dan tentara lain yang berjaga. Puluhan ribu personel gabungan diterjunkan untuk mengawal massa aksi yang berunjuk rasa menolak hasil perhitungan suara Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Delapan orang meninggal dalam bentrok antara massa dengan aparat keamanan selama dua hari. Data itu dikatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Selain delapan tewas, data per Kamis (23/5) pukul 11.00 WIB, sebanyak 737 orang terluka dan harus menjalani perawatan di RS.

Jumlah paling banyak warga yang mendapatkan pelayanan kesehatan berusia 20-29 tahun, yakni 294 orang. Sedangkan warga usia di bawah 19 tahun sebanyak 170 orang.

Dukungan terhadap 'pak polisi' dan 'tentara' yang mengawal aksi itu juga menggema di dunia maya. Tanda pagar #KamiBersamaTNIPolri menggema di media sosial.

Sejumlah pesohor juga ikut meramaikan tanda pagar itu. Sebut saja Dian Sastrowardoyo.

Postingan Divisi Humas Mabes Polri di akun twitter @DivHumas_Polri berulang kali di re-tweet dan direspons pengguna twitter.

Unggahan berupa tulisan, "Kami tinggalkan keluarga dan kampung halaman, tak terhitung waktu kami lewatkan untuk bangsa dan negara. Namun kerinduan untuk keluarga tak menggoyahkan kami untuk menjaga negeri," misalnya. tulisan yang diunggah, Kamis (23/5) itu disukai 1.224 pengguna twitter dan di re-tweet 240 kali.

Rasa lelah para polisi dan tentara yang menjaga itu memang tak bisa terhapus dengan harum bunga mawar. Tapi, dukungan dari masyarakat setidaknya bisa membangkitkan semangat mereka untuk terus menjaga persatuan bangsa.

Tanpa perlu berteriak-teriak menunjukkan kerja keras, masyarakat tahu bahwa rasa lelah dan semangat polisi telah membawa perdamaian di negeri ini.

Mengutip pernyataan presiden RI Pertama Sukarno, bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya.
[Gambas:Video CNN] (mts/ugo)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2VFHDkM
May 24, 2019 at 03:11AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VFHDkM
via IFTTT

No comments:

Post a Comment