Pages

Thursday, June 27, 2019

Antisipasi Pertemuan OPEC, Harga Minyak Dunia Menguat

Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia menguat pada perdagangan Kamis (27/6), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan dipicu oleh ekspektasi Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bakal memperpanjang kebijakan pemangkasan produksinya.

Selain itu, investor juga menanti pertemuan antara AS-China yang dapat membuat gebrakan pada kemajuan pembahasan perdagangan keduanya.

Dilansir dari Reuters, Jumat (28/6), harga minyak mentah berjangka Brent naik tipis sebesar US$0,06 menjadi US$66,55 per barel. Penguatan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,05 menjadi US$59,43 per barel.

Menteri Perminyakan Irak Jabar Al-Luaibi memperkirakan OPEC akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi pada pertemuan pekan depan. Kelompok kartel tersebut juga akan membahas kemungkinan untuk memperbesar kebijakan pemangkasan tersebut.


Sumber Reuters menyatakan Aljazair telah mengemukakan ide untuk memperbesar pemangkasan sebanyak 600 ribu barel per hari (bph).

Sebelumnya, kebijakan pemangkasan sebesar 1,2 juta bph yang dilakukan oleh OPEC dan sekutunya akan berakhir pada akhir Juni ini. Pertemuan pada 1-2 Juni di Wina akan membahas langkah berikutnya.

Pertemuan OPEC akan menyusul pertemuan G20 yang digelar pada akhir pekan ini.

"Jika kita tidak melihat OPEC memperpanjang kebijakan produksinya dan AS-China meninggalkan G20 dengan lebih banyak masalah, reli saat ini yang menyentuh level tertinggi bulanan dapat berhenti," ujar Wakil Kepala Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford, Connecticut.


Pada Rabu (26/6) lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan kesepakatan perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping mungkin terjadi pada akhir pekan ini. Namun, ia bersiap untuk mengenakan tarif pada sebagian besar impor China yang tersisa jika keduanya tak mencapai kata sepakat.

"Jelas bahwa investor sedikit hati-hati terhadap pertemuan (AS-China) ini mengingat bagaimana hancurnya pembicaraan sebelumnya dan ungkapan saling serang yang terjadi setelahnya yang kita lihat dari kedua kubu," ujar Analis OANDA Craig Erlam.

Tensi antara AS dan China juga menjadi perhatian pasar. Mengutip data petugas inspeksi PBB, para diplomats menyatakan Iran akan melanggar batasan kesepakatan nuklir dalam beberapa hari ke depan dengan terus mengakumulasi uranium yang lebih banyak dari yang diizinkan.

Saat ditanya tentang kemungkinan Iran melanggar ketentuan tersebut, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook menyatakan pelanggaran jelas akan ada konsekuensinya.


Sementara itu, pemerintah provinsi Alberta di Kanada melonggarkan batas produksi minyak mentah untuk Agustus 2019 menjadi 3,74 juta bph dari sebelumnya 3,71 juta bph pada Juli 2019. Sebagai catatan, Alberta merupakan daerah penghasil minyak paling produktif di Kanada. (sfr/lav)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2XAlx8m
June 28, 2019 at 03:13PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2XAlx8m
via IFTTT

No comments:

Post a Comment