Melalui media propagandanya, KCNA, Korut menyatakan bahwa "Rudal balistik jenis baru itu ditembakkan dengan mode vertikal" pada Rabu di lepas pantai Wonsan Bay.
Menurut KCNA, rudal balistik yang dapat dilontarkan dari kapal selam itu diberi nama Pukkuksong-3. Rudal mutakhir ini diperkirakan dapat menjadi senjata Korut untuk melakukan serangan balasan jika pangkalan militernya digempur.
Tak lama setelah laporan itu tersebar, Jepang mengaku bahwa bagian dari salah satu proyektil tersebut jatuh di dalam zona ekonomi eksklusif mereka.
AS pun mengecam peluncuran rudal terbaru Korut ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS pun menyerukan agar Korut "tak melakukan provokasi" dan "tetap berpegang pada negosiasi substantif dan berkelanjutan" demi menjaga stabilitas.
Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, mengatakan bahwa pihaknya dan AS akan melakukan komunikasi awal pada 4 Oktober. Sehari setelahnya, mereka akan langsung melakukan negosiasi.
Juru bicara Kemlu AS, Morgan Ortagus, mengonfirmasi rencana ini. Namun, ia mengatakan bahwa perundingan ini akan berlangsung pekan depan.
[Gambas:Video CNN]
Pembicaraan antara AS dan Korut menemui jalan buntu setelah pertemuan Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un pada Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan apa pun.
Keduanya akhirnya sepakat melanjutkan dialog setelah bertemu di perbatasan antara Korut dan Korsel pada Juni lalu.
Namun, Korut kembali enggan melanjutkan perundingan karena AS tak menghentikan latihan militer gabungan dengan Korsel. (has)
https://ift.tt/2nOHIIc
October 03, 2019 at 02:18PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2nOHIIc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment