Menurut sebuah penelitian yang tertulis dalam jurnal Systematic Review, orang-orang yang melakukan diet, yaitu mengubah porsi dan jenis makanan, didapati lebih banyak kehilangan berat badan ketimbang mereka yang hanya meningkatkan waktu olahraga.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang terdapat dalam jurnal PeerJ. Setelah melakukan penelitian selama 3 tahun, didapati bahwa orang yang hanya melakukan olahraga selama 30 menit atau lebih setiap hari, justru mengalami kenaikan berat badan yang lebih banyak ketimbang para pelaku diet.
Menanggapi hal tersebut, ahli gizi serta juru bicara dari Academy of Nutrition and Dietetics Marjorie Nolan Cohn, MS, RDN, mengatakan, pada dasarnya memang lebih mudah untuk memotong kalori ketimbang membakarnya.
"Menghindari untuk makan burger dan kentang goreng yang mengandung 1.200 kalori tampak bukan apa-apa, tapi saat Anda berusaha membakarnya, maka perlu waktu berjam-jam untuk berkeringat di pusat kebugaran," kata Nolan Cohn, mengutip Reader's Digest.
Menurut Nolan Cohn, kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh mereka yang berolahraga ialah tidak menjaga pola makan. Pelaku olahraga umumnya cukup yakin kalau olahraga dapat menjadi kunci berat badan yang stabil, tanpa perlu memangkas daftar makanan kesukaan.
Padahal, prinsip olahraga yang 'benar' untuk bisa menurunkan berat badan ialah kalori yang dibakar harus lebih besar dari kalori yang masuk. Jadi, itulah mengapa, diet dinilai lebih efektif untuk turunkan berat badan.
Walau begitu, 'hanya diet saja' ternyata hanya efektif untuk program penurunan berat badan cepat dalam jangka pendek. Bila target langsing adalah untuk jangka panjang, maka Anda perlu mengombinasikan antara diet dan olahraga.
Sebuah studi lanjutan menemukan, hampir 40 persen orang yang berhasil menjaga kestabilan berat badan usai menurunkannya, didapati melakukan olahraga setidaknya 150 menit per minggu atau sekitar 22 menit sehari.
Nolan Cohn tak menyangkal bahwa melakukan diet dalam jangka panjang bisa membuat orang jenuh dan akhirnya makan banyak setelahnya. Pola ini lah yang akhirnya memunculkan diet yo-yo, yaitu penurunan berat badan yang dilanjutkan dengan kenaikan yang drastis.
"Olahraga meningkatkan produksi hormon endorfin yang meningkatkan perasaan positif akan pencapaian. Perasaan itu akan membantu kita tetap termotivasi untuk mempertahankan keberhasilan diet. Jadi bila Anda ingin hasil diet bertahan lama, kombinasi diet dan olahraga bisa menjadi cara terbaik," imbuh Nolan Cohn.
Tak hanya menyukseskan diet dalam jangka panjang, olahraga juga dikaitkan dengan banyak manfaat sehat, mulai dari kesehatan mental, jantung, dan manfaat sehat lainnya.
[Gambas:Video CNN] (ayk/ayk)
https://ift.tt/2P98EgO
October 22, 2019 at 01:55PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2P98EgO
via IFTTT
No comments:
Post a Comment