Di kawasan Asia, penguatan rupiah menjadi yang tertinggi kedua setelah won Korea Selatan yang menguat 0,47 persen. Begitu pula dengan mayoritas mata uang Asia lainnya.
Baht Thailand ikut menguat 0,25 persen, dolar Singapura 0,19 persen, peso Filipina 0,12 persen, ringgit Malaysia 0,12 persen, dolar Hong Kong 0,03 persen. Hanya yen Jepang yang melemah 0,03 persen dari dolar AS.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju, mayoritas bersandar di zona hijau. Rubel Rusia menguat 0,63 persen, dolar Australia 0,61 persen, dolar Kanada 0,35 persen, euro Eropa 0,2 persen, dan poundsterling Inggris 0,11 persen, Hanya franc Swiss yang melemah 0,04 persen.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memproyeksi rupiah akan terus menguat pada hari ini karena sentimen penangguhan perang dagang antara AS dengan China yang disepakati pada pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping setuju menunda pemberlakuan tarif tambahan setelah melakukan negosiasi baru dengan tujuan mencapai kesepakatan dan menyelesaikan masalah dagang dalam 90 hari.
Negeri Paman Sam setuju untuk tidak menaikkan tarif bea masuk impor sebesar 25 persen untuk produk-produk senilai US$200 miliar dari China. Sementara Negeri Tirai Bambu sepakat untuk membeli sejumlah produk pertanian, energi, industri, dan lainnya dari AS.
"Pergerakan rupiah mencoba untuk tidak bergeming dengan adanya pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump," ujarnya, Senin (3/11).
Di sisi lain, ada pula sentimen positif dari dalam negeri yang menopang rupiah, yaitu pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang menyebut aliran modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) kian deras. Hal ini mampu memberi penguatan kepada mata uang Garuda.
Berdasarkan data bank sentral nasional, capital inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp34,25 triliun pada November 2018 secara bulan berjalan (month-to-date/mtd). Sementara secara tahun berjalan (year-to-date/ytd), capital inflow mencapai Rp62,4 triliun pada Januari-November 2018.
Capital inflow juga mengalir ke pasar saham dengan jumlah mencapai Rp12,2 triliun pada November 2018. "Langkah BI dan pemerintah untuk memanfaatkan perang dagang sebagai peluang meningkatkan investasi di dalam negeri diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk membuat rupiah melanjutkan penguatan," katanya. (agi/agi)
https://ift.tt/2Sl7EVc
December 03, 2018 at 03:51PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Sl7EVc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment