Ribuan warta tersebut dievakuasi menggunakan kapal KMP Jatra III, KM Trisula dan KM Sabuk Nusantara.
Kapal KMP Jatra III yang membawa sekitar 1.000 warga Pulau Sebesi dan Sebuku tersebut, tiba di Dermaga 5 Pelabuhan Bakauheni. Sedangkan Kapal KM Trisula, membawa sekitar 200 lebih warga dan KM Sabuk Nusantara membawa sekitar 80-an warga dari Pulau Sebuku.
Kedatangan mereka di Pelabuhan Bakauheni, disambut langsung oleh Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto dan pejabat lainnya. Para warga yang sempat terisiolasi itu disambut haru dan tangis kerabatnya yang telah menunggu kedatangan mereka.
Beberapa warga yang kondisinya mengalami luka-luka dan lemah saat berada dipengungsian usai terjadinya gelombang tsunami, langsung dibawa ke Puskesmas Rawat Inap (PRI) Bakauheni dan RSUD Bob Bazar untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Selanjutnya, ribuan warga dari kedua pulau tersebut, dibawa menuju ke penampungan di posko lapangan tenis indoor Kalianda menggunakan beberapa unit armada bus dan kendaraan lainnya yang telah disiapkan oleh Pemkab Lampung Selatan, Polres Lampung Selatan dan kendaraan TNI dengan kawalan petugas.
"Kami sudah siapkan segala sesuatunya, baik itu dapur umum, obat-obatan dan lainnya di posko lapangan tenis indoor untuk melayani warga dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang kami evakuasi," kata Nanang Ermanto ditemui di Pelabuhan Bakauheni, Rabu (26/12).
Sementara itu, Iman, salah seorang warga Pulau Sebesi yang dievakuasi bercerita sejak akhir pekan kemarin, debu vulkanik dari aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah menyelimuti pulau tempatnya tinggal. Tidak hanya itu saja, suara letusan juga terus menggelegar setiap beberapa menit sekali pada sepanjang hari.
"Sekarang ini abu vulkanik GAK sudah menyelimuti pulau. Belum lagi suara letusannya, makin hari semakin kuat lagi. Maka dari itulah, kami minta dievakuasi dari tempat tinggal kami di Pulau Sebesi. Ya khawatirnya, dengan aktivitas GAK itu,"ucapnya.
Warga lainnya, Gandhi mengatakan suara letusan dari Gunung Anak Krakatau selalu dibarengi dengan kilat yang menyambar. Kondisi ini, menurut dia, sebelumnya sangat jarang terjadi.
"Kalau sekarang ini, kondisinya sudah mulai sangat mencekam. Mana debu vulkaniknya sudah mulai menyelimuti pulau, belum lagi suara gelegar letusannya juga sangat keras sekali,"ungkapnya. (zas/agi)
http://bit.ly/2rWdgKl
December 27, 2018 at 05:39AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2rWdgKl
via IFTTT
No comments:
Post a Comment