Pages

Tuesday, January 15, 2019

Iran Luncurkan Satelit Tetapi Gagal Mengorbit

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Iran sudah meluncurkan roket yang membawa satelit buatan dalam negeri pertama mereka. Namun, upaya itu gagal lantaran satelit tidak mencapai orbit.

Kabar itu disampaikan oleh Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari-Jahromi seperti dilansir AP pada Selasa (15/1). Dia mengatakan satelit yang dinamai Payam itu gagal mengorbit karena ada kekeliruan pada tahap ketiga peluncuran.

Penyebabnya adalah roket yang membawa satelit itu tidak mencapai kecepatan yang memadai untuk mencapai lintasan. Satelit itu dimaksudkan akan dipakai untuk keperluan pencitraan dan komunikasi yang disertai dengan empat kamera.

Satelit itu direncanakan tetap berada di ketinggian 500 kilometer selama kurang lebih tiga tahun.

"Kita tidak harus merugi maupun berhenti. Persis dalam situasi ini kita orang Iran berbeda dari orang lain dalam hal semangat dan keberanian," tulis Azari-Jahromi di Twitter.

Menurut Azari-Jahromi, satelit lain buatan Iran bernama Doosti menunggu untuk diluncurkan.

Satelit itu adalah buatan dalam negeri Iran yang pertama. Pada 2009 lalu, Iran juga meluncurkan satelit penelitian OMID (Hope) dan telekomunikasi yang dibuat bekerja sama dengan pihak lain. Satelit itu diluncurkan untuk memperingati 30 tahun revolusi Islam 1979.

Satelit Payam juga sebenarnya diluncurkan untuk memperingati 40 tahun Revolusi Islam yang jatuh pada Februari mendatang.

Amerika Serikat sebagai seteru sudah memperingatkan Iran supaya tidak melanjutkan peluncuran roket itu. Bahkan mereka menggunakan dalih proyek antariksa Iran sama saja melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena teknologi yang digunakan mirip dengan rudal balistik.

Amerika Serikat khawatir teknologi balistik jarak jauh yang digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit dapat diadopsi untuk meluncurkan hulu ledak.

Iran menganggap program luar angkasanya sebagai urusan dalam negeri. Mereka menyatakan peluncuran perangkat antariksa dan uji coba rudal bukan merupakan sebuah pelanggaran dan akan terus berlanjut.

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan seluruh program ruang angkasa atau tidak melanggar resolusi PBB.

"AS juga melakukan pelanggaran yang sama dan mereka tidak dalam posisi untuk mengajari siapapun," cuit Zarif melalui akun Twitternya.

Pernyataan Zarif merujuk pada kesepakatan penghentian program pengayaan uranium yang diteken Iran dengan mantan Presiden Barack Obama. Namun, perjanjian itu dibatalkan oleh Presiden Donald Trump pada 2018. (syf/ayp)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2FwMqkd
January 16, 2019 at 01:59AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2FwMqkd
via IFTTT

No comments:

Post a Comment