Ketua Umum Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Akshara Danadiputra mengakui kenaikan harga tiket pesawat bermula dari perusahaan yang ia pimpin, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Setelah itu, sejumlah maskapai penerbangan lain mengikuti langkah perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya kan butuh untuk menyehatkan keuangan Garuda Indonesia. Lalu, mereka (maskapai penerbangan) lain ikut menaikkan," ujarnya, Selasa (15/1).
Sudah menjadi rahasia umum jika Garuda Indonesia terus merugi hingga kuartal III 2018. Perusahaan membukukan rugi bersih sebesar US$114,08 juta setara Rp1,66 triliun (kurs Rp14.600 per dolar AS).
Kerugian itu sebenarnya lebih kecil dibandingkan dengan kuartal III 2017 yang mencapai US$222,03 juta atau setara Rp3,24 trilun. "Garuda Indonesia dengan tarif batas atas saja rugi," terang Ari.
Salah satu faktor yang menyebabkan maskapai penerbangan sulit meraup untung, yakni pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang tahun lalu. RTI Infokom mencatat rupiah sempat bertengger di level Rp15.200 per dolar AS tahun lalu.
Ketika rupiah tunduk pada mata uang AS, biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih besar untuk pembelian avtur dan pembayaran kredit pembelian pesawat kepada perusahaan pembiayaan.
"Perusahaan pembiayaan lebih didominasi Eropa dan AS yang berkisar 70 persen-80 persen. Baru-baru ini juga ada dari China dan Jepang," jelasnya.
Namun, Garuda Indonesia dan 30 maskapai penerbangan lainnya kompak menurunkan harga pesawat berkisar 20-60 persen sejak Jumat (11/1) kemarin. Hal itu merupakan respons pelaku usaha atas protes netizen.
"Kalau dihitung secara matematika turunnya tiket pesawat ini menjadikan beberapa harga tiket menjadi lebih murah dari sebelum kenaikan," kata Ari.
Ambil contoh, tiket dengan rute penerbangan Jakarta-Surabaya akhir tahun lalu masih dibanderol sekitar Rp600 ribu. Setelah sejumlah maskapai menurunkan harga tiket Jumat lalu, masyarakat bisa membeli rute tersebut dengan harga Rp300 ribu.
"Tapi jam-jam tertentu ya, jam yang tidak favorit," imbuh Ari.
Hanya, penurunan tiket tak berlaku untuk semua kursi. Ari menyebut perusahaan hanya bisa memberikan penurunan harga tiket untuk 30 persen dari total kursi yang tersedia.
"Jadi, kapasitas kursi Garuda Indonesia misalnya 160 kursi, nah 30 persennya itu berarti sekitar 40 kursi," tandas Ari.
(aud/bir)
http://bit.ly/2VWaClz
January 16, 2019 at 02:56AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2VWaClz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment