Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menjelaskan bahwa motif dari serangan terhadap Novel adalah balasan atas tugasnya sebagai penyidik KPK. Serangan itu dimaksudkan untuk membungkam dan menghambat kerja komisi antirasuah.
"Kami menemukan temuan utama serangan ini patut dicurigai pembunuhan berencana," ujar Asfinawati di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (15/1).
Laporan itu disusun oleh YLBHI, KontraS, LBH Jakarta, ICW, LBH Pers, PSHK AMAR, Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas, dan Pukat UGM. Ada lima temuan utama termasuk dugaan pembunuhan berencana tersebut.Dalam laporan itu disebut penyiraman air keras bukan satu-satunya serangan yang dialami oleh Novel. Ada sejumlah serangan fisik berupa penabrakan maupun serangan non-fisik seperti pembentukan stigma negatif pada pribadi Novel seperti penganut Islam garis keras.
Laporan itu mengungkap bahwa penyerangan terhadap Novel selalu terjadi ketika ia sedang menangani kasus besar.
Setidaknya ada tiga perkara yang tercatat memicu serangan yakni saat menangani kasus korupsi simulator SIM, kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan nama Komisaris Jenderal Budi Gunawan, hingga kasus korupsi KTP elektronik.Dari aspek pola, laporan ini mencatat serangan terhadap Novel selalu dilakukan secara terencana dan sistematis. Hal ini bisa dilihat dari waktu kejadian yang sepi, lokasi yang tidak terpantau orang banyak, melibatkan banyak pihak, hingga pemetaan serangan.
"Kami meyakini dari data dan fakta yang ada bahwa pembunuhan berencana ini serangan terhadap KPK dengan tujuan menghalangi upaya pemberantasan korupsi atau obstruction of justice," kata Asfinawati.
Dalam laporan yang sama, koalisi masyarakat sipil juga membuat rekomendasi kepada lima lembaga, salah satunya kepada Presiden Joko Widodo.Rekomendasi pada Presiden adalah mengevaluasi kinerja kepolisian dan semua aparat penegak hukum yang mengusut kasus Novel.
"Kami ingin tegaskan bahwa laporan ini adalah bentuk partisipasi masyarakat sipil dan ini dijamin undang-undang dan ini bentuk rasa sayang kami kepada KPK, juga rasa marah kami karena sampai sekian kali teror terhadap KPK tidak ada satu pun yang berhasil dibongkar oleh negara," kata Koordinator KontraS Yati Andriani. (bin/wis)
http://bit.ly/2Hb3luP
January 16, 2019 at 02:41AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2Hb3luP
via IFTTT
No comments:
Post a Comment