Pages

Tuesday, February 19, 2019

Adu Sorak 'Raja Utang' vs 'Tukang Bohong' di Debat Capres

Jakarta, CNN Indonesia -- Debat capres kedua tak hanya diwarnai ucapan kontroversial Jokowi dan Prabowo Subianto di atas panggung debat. Di kursi tamu undangan, para pendukung kedua capres ternyata juga melakukan aksi saling sorak.

Rekaman video adu sorak antar pendukung Jokowi dan Prabowo diunggah Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief di akun twitternya, @AndiArief_.

Video berdurasi 56 detik itu merekam suasana di kursi tamu undangan yang riuh dengan sorakan. Tampak para pendukung Jokowi bersorak 'Tukang Bohong' berulang kali. Aksi tersebut direspons pendukung Prabowo dengan balik bersorak 'Raja Utang' berkali-kali.

Politikus Demokrat, Ferdinand Hutahaean membenarkan kejadian tersebut. Ferdinand turut menyaksikan langsung jalannya debat di Hotel Sultan.

Ferdinand yang juga menjabat Wakil Direktur Bidang Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menyayangkan aksi dari pendukung Prabowo maupun Jokowi.

"Saya harus menyatakan memang etika dan peradaban demokrasi kita menurun. Kita tidak lagi menjaga adab dan etika," kata Ferdinand saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (19/2).

Sorakan 'Raja Utang' dan 'Tukang Bohong' di Debat CapresPara pendukung Prabowo Subianto di arena debat capres kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Ferdinand mengatakan saling sorak 'Raja Utang' dan 'Tukang Bohong' di arena debat terjadi saat Jokowi dan Prabowo masih berada di panggung dan hendak turun untuk break debat.

Dia tak merinci pada segmen berapa saling sorak terjadi. Namun Ferdinand mengungkapkan aksi saling sorak itu berlangsung hampir sepanjang debat.

"Prabowo dan Jokowi saat itu masih di panggung, mau menuju ruang belakang untuk break. Menjelang masuk, kan, masih boleh yel yel, itu terjadi lagi. Itu terjadi sepanjang acara," ujar Ferdinand.

Dia tak mengetahui apa motif dari aksi saling sorak itu. Ferdinand mengklaim sorakan dari barisan pendukung Prabowo adalah respons atas sorakan dari kubu pendukung Jokowi.

Debat capres kedua pada Minggu (17/2) lalu digelar di Hotel Sultan, Jakarta, dengan mengusung tema seputar energi, sumber daya alam, infrastruktur, pangan, dan lingkungan hidup.

KPU selaku penyelenggara debat membatasi jumlah pendukung yang menyaksikan langsung di lokasi debat hanya sebanyak 600 orang. Masing-masing kandidat mendapat 140 undangan. Selebihnya diisi undangan dari KPU.

Sorakan 'Raja Utang' dan 'Tukang Bohong' di Debat CapresPendukung Jokowi di arena debat capres kedua di Hotel Sultan Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Ferdinand mengatakan para komisioner KPU dan Bawaslu yang berada di lokasi debat tak melakukan apa-apa saat kedua pendukung jual beli sorakan.

"Mereka (Bawaslu dan KPU) diam saja. Kita menyayangkan itu. Menurut saya penurunan kualitas demokrasi," ujar Ferdinand.

Aksi saling sorak itu menambah daftar kontroversi yang terjadi saat debat kedua. Sebelumnya, debat capres kedua memantik kontroversi setelah Jokowi menyinggung kepemilikan lahan Prabowo seluas ratusan ribu hektare di Kalimantan Timur dan Aceh Tengah.

BPN Prabowo-Sandi menilai ucapan Jokowi itu melanggar tata tertib debat karena menyerang Prabowo secara personal. Di ruang debat, BPN juga langsung melayangkan protes kepada KPU dan Bawaslu.

Aksi tersebut sempat memicu sedikit kericuhan. Bahkan dalam rekaman video Andi Arief, terlihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mendatangi sejumlah anggota BPN yang sedang melayangkan protes kepada KPU dan Bawaslu terkait pernyataan Jokowi itu.

Berkaca dari kejadian-kejadian itu Ferdinand meminta KPU bisa lebih adil dalam menerapkan aturan dalam debat berikutnya.

"Kami berharap KPU sebagai regulator bersikap adil terhadap semua dan memastikan aturan berjalan. Jangan kayak kemarin ada serangan pribadi. KPU harus lebih tegas dan berwibawa," tutur Ferdinand. (wis)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2BGoQyM
February 20, 2019 at 05:02AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2BGoQyM
via IFTTT

No comments:

Post a Comment