Pages

Friday, February 1, 2019

Caleg Demokrat Jhoni Allen Ungkap Alasan Dukung Jokowi

Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrat Demokrat Jhoni Allen Marbun membenarkan ia mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan siap memenangkan rival Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu di daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara.

Jhoni menambahkan ia tidak sendiri dengan sikap politik yang berbeda dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat di pilpres 2019 itu. Menurutnya, hampir seluruh caleg Demokrat yang berada di dapil II Sumut, terutama di Tapanuli, juga mendukung Jokowi-Ma'ruf.

Keputusan itu didasarkan banyak hal. Salah satunya, imbuh Jhoni, karena Demokrat tidak punya kader yang dijadikan kandidat calon presiden ataupun calon wakil presiden di pilpres 2019.

"Karena tidak ada kader Demokrat di pilpres 2019. Jadi bebas berikan pandangan," kata Jhoni kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/2).


Selain itu, Jhoni menilai pemilu 2019 berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Sistem pilpres dan pileg yang dilakukan serentak membuat resiko pertarungan lebih tinggi. Menurut Jhoni, konstituennya mayoritas menginginkan agar Jokowi kembali menang di pilpres.

"Warga Tapanuli sampai Toba Samosir melihat Jokowi serius bangun Danau Toba dan Bandara Sisingamangaraja. Sementara konstalasi pemilu serentak riskan. Jadi kita bicara calon yang konkret programnya saja," ungkap Jhoni.

Jhoni kemudian mengklaim dia dan caleg Demokrat lainnya yang mendukung petahana menilai banyak program-program Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diteruskan di rezim Jokowi-Jusuf Kalla. Program yang ia maksud di antaranya infrastruktur, dana desa dan program keluarga harapan.

"Kami realistis, wajar kalau mau Jokowi dilanjutkan dua periode. Kalau kekurangan semua orang punya, tapi bisa diperbaiki di lima tahun mendatang," kata Jhoni.


Program SBY yang dilanjutkan Jokowi itu kata Jhoni berimbas pada elektabilitas petahana, khususnya di Tapanuli, Samosir dan Danau Toba. Jhoni mengklaim elektabilitas Jokowi di wilayah tersebut sudah mencapai 90 persen.

"Kalau Sumatera secara keseluruhan juga sekarang selisih Jokowi dan Prabowo beda sedikit. Di Jawa Barat, hitungan tim saya akan dimenangkan Jokowi karena Gubernurnya bukan dari koalisi Prabowo lagi," kata Jhoni.

Bicara soal chemistry, Jhoni mengungkapkan banyak kader Demokrat yang sebetulnya sudah simpati terhadap Jokowi. Hal itu terlihat saat Jokowi menghadiri Rapimnas Partai Demokrat Maret tahun 2018 lalu. Namun hal itu berubah karena tidak ada kader Demokrat di pilpres 2019.

Kendati demikian, Jhoni menegaskan walau mendukung Jokowi di pilpres 2019, ia tetap akan menjadi kader Partai Demokrat. Jhoni juga yakin SBy dan DPP Demokrat tidak akan memberikan sanksi pada kadernya yang beda pilihan di pilpres.


Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengakui permainan dua kaki Partai Demokrat di Pemilu 2019 dilakukan atas perintah SBY.

Menurut Andi, justru aneh jika sebuah partai politik tidak bermain dua kaki saat ini. Sebab di pemilu 2019, ada dua pemilihan yang digelar bersamaan yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

"Soal Demokrat dua kaki jadi rame. Perintah Ketua Umum SBY itu jelas memang dua kaki. Satu kaki di pileg, Satu kaki di Pilpres. Justru yang main satu kaki itu yang aneh dalam pemilu berbarengan," tulisnya melalui akun Twitter @AndiArief pada Selasa (11/9).

Dia mengatakan bahwa dalam pemilu 2019 calon legislatif adalah senjata dalam pileg. Sementara dalam pilpres, pengurus pusat parpol adalah tombaknya. Wacana Demokrat bermain dua kaki di Pemilu 2019 muncul setelah sejumlah kadernya di daerah secara terang-terangan menyatakan mendukung pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin.

(dal/DAL)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2RtJRla
February 02, 2019 at 01:10AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2RtJRla
via IFTTT

No comments:

Post a Comment