Hanya darah seni yang kental dalam keluarganya.
"Generasi atas keluarga gue ada yang penulis, pemain teater, penari dan penjahit. Yang musik ini baru ada di generasi gue," kata Pamungkas saat bekunjung ke kantor CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Perkenalan Pamungkas dengan musik dimulai pada usia 8 tahun kala les drum. Ibunya yang mengusulkan Pam, sapaan karib Pamungkas, menggebuk drum. Tujuannya memulihkan telinga kiri Pam yang setengah tuli.
Les drum tidak berlangsung lama karena Pamungkas ingin bermain dengan cepat, sementara di tempat les ia diajari bermain secara perlahan, sesuai tahapan. Pamungkas lalu beralih. Ia juga menjajal piano dan gitar secara autodidak.
Les gitar juga sempat ia lakoni, namun hanya bertahan satu bulan.
Pam begitu lekat dengan musik, sampai akhirnya pada usia 10 tahun ia berkata pada ayahnya bahwa tak ingin sekolah. Ia hanya ingin bermain musik. Ayahnya yang memiliki manajemen artis bernama Oxygen Entertainment mengajak Pam untuk ikut tur sejumlah band.
"Gue bolos sekolah, ikut tur. Diajari kalau mau jadi musisi harus jadi kru dulu, harus tahu dunia dulu supaya saat jadi talent enggak seenaknya sama orang. Gue dulu kru Tangga," kata Pam.
Usai lulus Sekolah Dasar (SD), Pam melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) 200 Jakarta. Sembari sekolah ia tampil secara reguler di kafe bernama La Piazza. Selama satu bulan ia bisa mendapat Rp1,6 sampai Rp2 juta.
Merasa bisa mendapat uang, ia jadi makin tak tertarik pada pendidikan.
Itu sampai membuatnya perang besar dengan keluarga. Pam tidak ingin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara keluarganya bersikeras pendidikan itu penting.
Akhirnya, kata Pam, ia mengambil jalan tengah dengan homeschooling. Pam mengaku tak suka dengan sistem belajar dalam kelas yang harus menunggu semua murid untuk mengerti suatu pelajaran. Padahal Pam bisa dengan mudah mengerti pelajaran.
"Akhirnya gua kasih nomor telepon, gajian dari manggung dan jadwal manggung. Homeschooling selesai dalam kurun waktu satu tahun 8 bulanan. Biaya homeschooling gua bayar sendiri dari gaji manggung," kata Pam.
Pam melanjutkan, "Gua empat tahun enggak kuliah, gua minta uangnya dibelikan mobil buat modal gue. Supaya gua bisa pergi ke mana, tidur di studio enggak apa, yang penting gua belajar."
Pam mulai dari nol ketika masuk studio. Ia mulai dari membuat kopi, membelikan rokok, menggulung kabel dan menjadi operator rekaman. Kemudian 'derajatnya' naik dengan mengisi gitar untuk rekaman, menjadi co produser dan akhirnya produser.
Musisi asal Jakarta ini asyik main di studio sampai tiba di usia 21 tahun.
Di keluarga Pam ada tradisi, anggota keluarga yang sudah menginjak usia 21 akan diadakan rapat keluarga, ditanya mengenai rencana masa depan.
"Gue bilang mau main musik, pada enggak setuju. Sampai akhirnya gue kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Paramadina tahun 2014. Walau sebenernya gua keterima Institut Kesenian Jakarta dan Universitas Pelita Harapan jurusan musik," kata Pam.
Lima tahun sudah Pam menempuh pendidikan sesuai keinginan keluarganya, sembari bekerja. Sekian lagu ia hasilkan, terkadang diinspirasi dari pengalaman sehari-harinya.
"Lagu judulnya Once, [soal] mending enggak dapat gaji daripada sakit hati," katanya.
Lagu itu diciptakannya saat pada Januari 2018 ia memutuskan berhenti menjadi desainer di Senyum Indonesia karena ingin menjadi musisi sepenuhnya dan tidak ingin satu kantor dengan mantan yang kini berpacaran dengan temannya.
"Sekarang full time musician sambil skripsi, gue Agustus udah harus sidang, Juni bab 3 harus selesai," kata Pam melanjutkan.
Musik elektronik pop Pamungkas bisa disaksikan secara streaming dalam acara Music At Newsroom CNNIndonesia.com, Selasa (29/5) esok pukul 14.00 sampai 15.00 WIB. (adp/rsa)
http://bit.ly/2JMNKm3
May 28, 2019 at 01:42AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2JMNKm3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment