
Sejumlah bagian tubuh dengan ukuran manusia dengan ukuran seperseratus milimeter sampai satu sentimeter tersebut diletakkan di piring kaca mikroskopis oleh keturunan ketiga dari professor anatomi Herman Stieve.
Stieve yang menjabat sebagai direktur Institusi Anatomi Berlin sejak 1935 hingga 1952 telah melakukan pembedahan dan penelitian terhadap tubuh para tahanan, termasuk di antaranya 42 pejuang perlawanan dari Orkestra Merah yang terbunuh di penjara Berlin Ploetzensee.
"Dengan menguburkan bagian-bagian tubuh tersebut, kami ingin mengembalikan martabat para korban," ujar Kepala Rumah Sakit Universitas Berlin Charite, Karl Max Einhaeupl.
Sampel jenazah yang dimakamkan tersebut merupakan sisa-sisa terakhir dari para korban kekejaman Nazi. Pada masa itu, mereka sempat ditolak untuk dimakamkan. Oleh karena itu, penguburan pada saat ini menjadi suatu keharusan.
"Sekarang saya tahu di mana saya dapat berziarah, karena ibu saya dieksekusi pada 13 Mei 1943, dan kami selalu pergi ke Ploetzensee (untuk mengenangnya). Tapi itu bukan tempat yang benar-benar baik untuk mengenangnya, setidaknya tidak untuk jiwa saya. Saya sekarang senang bisa datang ke sini," ungkap Saskia von Brockdorff (81), anak mendiang Eriko von Brockdorff yang tewas di Ploetzensee.
Setidaknya lebih dari 2,800 tahanan di penjara Berlin-Ploetzensee meninggal dipancung dan digantung sekitar 1933 hingga 1945. Kebanyakan dari mereka juga dikirim ke Institusi Anatomi Berlin untuk dijadikan bahan pembedahan.
"Hal itu juga menjadi cara untuk menghindarkan para korban untuk dimakamkan," tambahnya.
Selain itu, Winkelmann juga mengatakan belum jelas berapa total jasad individu yang bagin tubuhnya ditemukan tersebut. Setidaknya ada sekitar 20 bagian tubuh yang teridentifikasi, selebihnya tidak.
Namun demikian, Stieve tidak pernah dihukum atas perbuatannya. Ia bahkan melanjutkan karir medisnya setelah perang, sama seperti ilmuwan lain yang bekerjasama dengan Nazi.
http://bit.ly/2E8nkGK
May 15, 2019 at 01:03AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2E8nkGK
via IFTTT
No comments:
Post a Comment