Hal itu disampaikan Didin saat bertemu dengan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5).
"Harapan minta keadilan karena anak saya masih di bawah umur menjadi korban penembakan yang membuat seluruh Indonesia tahu bahwa anak di Indonesia sudah jadi korban," kata Didin.
Ia pun mempertanyakan hasil autopsi Harun yang tidak ia terima hingga saat ini. Didin mengaku melihat jenazah anaknya dalam kondisi yang telah dibungkus kain kafan dan tinggal disalatkan.
"Saya mempertanyakan kenapa hasil autopsi tidak diminta, apa memang tidak dikasih," kata Didin.
Di tempat yang sama, anggota tim kuasa hukum korban aksi 22 Mei Muhamad Kamil Pasha, mengatakan pihaknya menerima kabar sebanyak 10 orang menjadi korban tewas.Namun, baru delapan korban yang terverfikasi kebenarannya hingga saat ini. Menurutnya, sebagian dari keluarga korban tewas aksi 22 Mei meminta pihaknya untuk melakukan advokasi berupa penuntutan sampai ke jalur hukum agar pelaku diadili dan dihukum di pengadilan.
"Yang sudah diverifikasi langsung tim kami ada delapan orang, jelas keluarganya, kematiannya, akta kelahirannya dan beberapa sudah memberikan surat kuasa," ujarnya.
Dia melanjutkan, pihaknya juga sudah menyerahkan sebanyak 33 rekaman video terverifikasi ke Fadli untuk ditindaklanjuti lebih jauh.
Menerima laporan-laporan tersebut, Fadli akan meneruskannya ke Komisi III DPR, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Presiden Joko Widodo untuk didalami dan diinvestigasi lebih lanjut.Menurut Fadli, negara harus bertanggung jawab atas wafatnya sejumlah orang dalam aksi 22 Mei lalu.
"Ini bagaimana pertanggungjawaban terhadap [yang] wafat ini. Ini nyawa manusia dan konstitusi kita melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia," ucap politikus Gerindra itu. (mts/osc)
http://bit.ly/2WmiakT
May 28, 2019 at 12:39AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2WmiakT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment