Kantor berita propaganda Korut, KCNA, melaporkan bahwa Kim "memberikan pendampingan di lapangan" saat uji coba sistem "peluncur roket ganda super besar" pada Selasa (10/9).
Menurut KCNA, pelontar itu sudah pernah diuji coba pada latihan militer yang juga dipimpin oleh Kim sekitar dua pekan lalu.
"Yang masih perlu dilakukan adalah uji coba tembak yang bisa sangat menunjukkan kekuatan pelontar roket ganda," tulis KCNA.
Pernyataan ini sekaligus mengonfirmasi laporan militer Korsel yang mengaku mendeteksi peluncuran dua proyektil tak teridentifikasi di Korut pada Selasa.
Ini merupakan peluncuran proyektil kedelapan Pyongyang sejak pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, sepakat untuk melanjutkan perundingan denuklirisasi saat bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, di perbatasan dengan Korsel pada Juni lalu.
Korut menyatakan bahwa mereka akan terus menguji coba proyektil dan rudal jika AS dan Korsel tak menghentikan latihan militer gabungan.
Meski Korut terus meluncurkan proyektil dan rudal, Trump tetap menyimpan asa untuk perundingan lebih lanjut. Kemarin, Korut akhirnya menyatakan keinginan untuk kembali melanjutkan dialog dengan AS pada akhir September mendatang.
"Kami mau duduk tatap muka dengan AS sekitar akhir September pada waktu dan tempat yang akan kami sepakati," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son Hui, pada Senin.
Trump sendiri menyambut baik tawaran perundingan dari Korut ini. Namun, ia masih harus menunggu perkembangan situasi selanjutnya.
"Saya menjalin hubungan baik dengan Kim. Saya selalu berkata pertemuan-pertemuan adalah hal yang baik. Kita lihat apa yang akan terjadi," katanya. (has)
https://ift.tt/2ZW0fD6
September 11, 2019 at 02:00PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2ZW0fD6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment