Pages

Wednesday, May 1, 2019

Rahasia Umur Panjang ala Orang Jepang

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah tiga dekade berkuasa, Kaisar Akihito bakal menyerahkan takhta kerajaan pada Putra Mahkota Naruhito. Naruhito menjadi penerus takhta ke-126 dalam Kekaisaran Jepang.

Di usianya yang telah menginjak 85 tahun ini, Akihito tetap terlihat bugar meski sebelumnya sempat dilanda masalah kesehatan. Pada 2016 lalu, dia sempat mengaku bahwa kondisi kesehatan membuatnya kesulitan menjalankan tugas.

Tak aneh. Orang Jepang rata-rata memiliki umur panjang. Di wilayah Okinawa, ada ratusan warga berusia di atas 100 tahun.

Berikut rahasia umur panjang orang-orang Jepang, mengutip berbagai sumber.

1. Asupan sehat
Kunci umur panjang orang Jepang terletak pada asupan makanan. Mereka biasa mengonsumsi produk makanan segar dan minim konsumsi makanan olahan. Umumnya, mereka mengonsumsi sayuran dan buah musiman.

Tak cuma itu, orang-orang Jepang juga jarang melewatkan makanan laut. Kuliner tradisional Jepang yang dikenal dengan nama 'washoku' masuk ke dalam daftar warisan budaya tak benda UNESCO. Keberadaan 'washoku' tak lepas dari ikan segar yang kaya nutrisi.

2. Teh
Di antara negara-negara di berbagai belahan dunia, Jepang merupakan negara yang paling banyak mengonsumsi matcha atau bubuk teh hijau. Teh hijau dikenal kaya akan antioksidan yang meningkatkan sistem imun, mencegah kanker, dan mencegah kelebihan kadar kolesterol darah.

Aktivitas antioksidan mampu mengeliminasi radikal bebas sehingga memperlambat penuaan sel dan membantu melindungi membran sel dan DNA. Matcha pun punya dampak positif pada tekanan darah, pencernaan, dan stres.

3. Akses pelayanan kesehatan yang baik
Perlindungan kesehatan tak hanya berpaku dari tradisi masyarakat. Pemerintah Jepang pun berperan aktif lewat penciptaan sistem kesehatan yang bisa menjangkau semua warganya.

USA Today melaporkan bahwa sistem pelayanan kesehatan di Jepang adalah yang paling mudah diakses di seluruh dunia.

Pemerintah Jepang menawarkan sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Pemerintah menutup 70 persen biaya prosedur kesehatan dan nyaris sebanyak 90 persen untuk warga tak mampu.

4. Kualitas bukan kuantitas
Orang-orang Jepang tak pernah mementingkan kuantitas makanan. Mereka jarang terlihat makan dengan piring atau porsi basar. Cukup menghabiskan sajian dalam mangkuk kecil. Jika kemudian masih dirasa lapar, mereka bisa kembali mengambil makanan.

Secara tidak langsung, mereka mempraktikkan kontrol porsi makanan. Makanan adalah soal kualitas, bukan kuantitas.

Mereka juga kerap makan perlahan sehingga menimbulkan rasa puas dan kenyang.

5. Olahraga
Buat orang Jepang, olahraga tak terpancang usia. Mereka akan terus berolahraga selama bisa dan memungkinkan. Bukan hal aneh jika saat berkunjung ke Jepang, Anda akan menemukan kumpulan lansia yang senam atau lari di taman kota. Banyak pula lansia yang masih gemar bersepeda.

Aktivitas fisik di Jepang mulai dikenal berbarengan dengan munculnya program 'rajio taiso' atau radio senam. Ini semacam siaran senam pemanasan yang mengudara tiap pagi di Jepang.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2vwu903
May 02, 2019 at 03:52PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2vwu903
via IFTTT

No comments:

Post a Comment