Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyebut berdasarkan laporan warga ikan ditemukan mati sejak kemarin sekitar pukul 10.00 WIB.
"Dari pantauan dan info dari masyarakat jam 10.00 WIB sudah ikan itu mulai mengambang, cuma puncaknya baru pukul 11.30 WIB," kata Direktur Operasional Ecoton, Amir Udin, kemarin.
Ikan-ikan yang mati itu berukuran beragam. Ikan berukuran besar ada yang setara satu hingga telapak tangan orang dewasa. Jenisnya mulai Bader, Rengkik, Keting, hingga Nila.
Catatan Ecoton, ini bukan kali pertama fenomena tersebut terjadi di Kali Surabaya yang mengalir sepanjang Sidoarjo-Driyorejo, Gresik itu. Dalam sebulan saja, yakni Juli 2019, ikan munggut sudah empat kali terjadi."Hari ini yang paling banyak dan parah. Ada ratusan masyarakat yang mencari ikan, ada ribuan ikan yang mati," kata dia.
Warga menunjukkan ikan mati di Kali Surabaya. (CNN Indonesia/Farid Miftah)
|
Dugaan sementara, Amir mengatakan hal itu bisa disebabkan oleh limbah industri pabrik kertas yang terletak di sekitar lokasi.
Limbah tersebut diperkirakan mencemari aliran sungai Kali Surabaya yang kali ini mengalami penurunan debit, karena memasuki musim kemarau.
Kata Amir, dugaan ini diperkuat dari penelusuran lapangan yang dilakukan pihaknya. Yakni di aliran sungai sebelum letak pabrik tersebut, tak ditemui indikasi ikan mati massal. Namun, di aliran setelah pabrik tersebut, Ecoton menemukan terjadi kematian ikan."Mulai masuk musim kemarau jadi debit sungai Kali Surabaya mulai turun, dari penelusuran Ecoton, dugaannya ada pabrik kertas di wilayah Driyorejo, dia memberi kontribusi pencemaran. Penelusuran kami, (aliran sungai) sebelum pabrik itu tidak ketemu (ikan munggut), baru setelah pabrik itu mulai banyak," kata dia.
Ecoton telah melaporkan temuannya ke Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Amir berharap ada tindak lanjut dari laporannya, termasuk penindakan terhadap perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran.
Ia menambahkan pihaknya juga meminta masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam mengkonsumsi ikan mati hasil tangkapan. Ikan-ikan itu diduga terindikasi tercemar kandungan toxic dan bahan berbahaya."Bahayanya, jika benar ikan ini mati kalau disebabkan oleh pencemaran industri kandungan toxic atau bahan berbahaya terakumulasi di tubuh ikan itu, ketika dikonsumsi manusia, itu yang menyebabkan penyakit kanker," kata dia.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar perusahaan mengontrol pembuangan limbahnya, mengingat air sungai Kali Surabaya merupakan bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, yang dikonsumsi oleh jutaan warga di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
"Ini mengkhawatirkan karena mendekati intake-nya PDAM, karena ini bahan baku PDAM. Kami rasa PDAM segera mengantisipasi karena bahaya kalau sampai dikonsumsi masyarakat," ujar Amir.
[Gambas:Video CNN] (frd/wis)
https://ift.tt/2Y3bbiw
July 23, 2019 at 02:07PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2Y3bbiw
via IFTTT
No comments:
Post a Comment