Bicara soal susu, sebagian besar orang barangkali hanya mengenal beberapa jenis dari sekian banyak jenis susu, seperti susu skim, susu full cream atau susu low fat.
Padahal, susu terbagi atas 7 jenis dan masing-masing memiliki manfaat berbeda.
1. Susu murni (whole milk)
Satu cangkir susu murni mengandung sekitar 150 kalori, 8 gram protein dan 8 gram lemak. Dengan kandungan nutrisi ini, Anda bisa merasa kenyang lebih lama sehingga mencegah keinginan untuk menyantap kalori lebih.
Sebuah riset pada 2016 yang dipublikasikan pada American Journal of Clinical Nutrition menemukan, perempuan yang minum susu murni mengalami penambahan berat badan yang lebih sedikit ketimbang mereka yang minum susu low fat.
2. Susu rendah lemak atau susu skim
Melansir dari Livestrong, Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan susu rendah lemak atau tanpa lemak untuk minuman sehari-hari sedang menjalani program diet ketat. Asupan kalori dan protein tetap sama, hanya kandungan lemaknya yang berbeda.
Jika mau dilihat lebih lanjut, susu rendah lemak, skim dan susu tanpa lemak memiliki perbedaan. Susu rendah lemak (reduced fat) mengandung 130 kalori, 8 gram protein dan 5 gram lemak. Susu skim mengandung 100 kalori, 8 gram protein dan 2,5 gram lemak. Sedangkan susu tanpa lemak sama sekali tidak memiliki kandungan lemak tetapi masih mengandung kalori sebanyak 90 kalori dan 8 gram protein.
3. Susu bebas laktosa
Laktosa merupakan komponen gula pada susu. Tubuh memerlukan enzim laktase untuk mencernanya. Saat jumlah laktase tidak bisa memenuhi kebutuhan, maka laktosa akan mengendap dan berfermentasi di usus. Inilah penyebab timbulnya masalah pencernaan.
Orang dengan toleransi laktosa rendah memang sebaiknya menghindari susu dan segala produk susu. Namun kini, Anda bisa menemukan jenis susu tanpa laktosa, namun tetap bisa mendapatkan manfaat kalori serta protein.
4. Susu A2
Saat pencernaan tetap terganggu meski sudah minum susu tanpa laktosa, bisa jadi Anda sulit mencerna kandungan protein A1. Riset yang dipublikasikan pada 2012 di Indian Journal of Endocrinology and Metabolism menyebut, susu punya kandungan protein yang disebut kasein. Susu sapi memproduksi dua jenis protein sekaligus yakni A1 dan A2.
Riset tahun 2017 yang diterbitkan Nutrition Journal menemukan, susu yang hanya mengandung protein A2 berisiko lebih sedikit untuk menimbulkan masalah pencernaan ketimbang susu dengan kandungan protein lengkap.
5. Susu sapi organik
Kini banyak produk susu yang menawarkan label organik. Untuk urusan susu, label organik diatur cukup ketat. Susu sapi organik harus memenuhi kriteria yakni sapi harus diberi makan serba organik (tanpa pestisida atau zat asing lain), tidak ada tambahan hormon, dan memiliki akses ke padang rumput selama 120 hari dalam setahun.
Meski persyaratan terpenuhi, sebenarnya kandungan susu sapi organik dengan susu konvensional tidak berbeda. Namun saat sapi lebih banyak mengonsumsi rumput, maka semakin tinggi kandungan omega 3 pada susu.
Sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Food Science & Nutrition 2018 menyebut susu organik dari sapi yang diberi pakan rumput mengandung 147 persen omega 3 lebih tinggi ketimbang susu konvensional, dan 52 persen lebih tinggi ketimbang susu organik biasa.
[Gambas:Video CNN] (els/ayk)
https://ift.tt/2la6OzC
September 24, 2019 at 02:25PM from CNN Indonesia https://ift.tt/2la6OzC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment