Direktur Utama Budi Rahardjo mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk mempermudah pengelolaan data dan memastikan jaminan bagi penumpang transportasi umum. Hal ini juga merupakan arahan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memenuhi prinsip tata kelola perusahaan.
"Sebagaimana arahan dari BPK untuk memperoleh data pembanding dari pihak ketiga atas data yang dikirim operator angkutan umum," ucap Budi, Jumat (3/5).
Selain itu, masing-masing perusahaan juga bisa memanfaatkan integrasi data itu untuk mengevaluasi data yang dimiliki secara internal perusahaan. Nantinya, big data itu bisa digunakan untuk bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajemen.
Di samping itu, Jasa Raharja juga meneken kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terkait integrasi cash management. Tujuannya, memudahkan perusahaan angkutan umum untuk menyetor iuran wajib yang dipungut melalui virtual account.
"Lalu ini juga bisa mempercepat proses administrasi penyerahan santunan kepada korban," kata Budi.
Jasa Raharja juga meluncurkan aplikasi JRku guna mempermudah masyarakat mengajukan santunan secara daring (online). Aplikasi itu bisa diundur di ponsel pintar android maupun IOS.
"Masyarakat nanti juga bisa melaporkan apabila ada kecelakaan alat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas," terang Budi.
Informasi saja, sepanjang kuartal I 2019 Jasa Raharja menyalurkan santunan sebesar Rp614,4 miliar. Angka itu naik 5,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp582,11 miliar. (aud/agi)
http://bit.ly/2GTz5RT
May 03, 2019 at 11:05PM from CNN Indonesia http://bit.ly/2GTz5RT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment