Meski kepolisian enggan menyebutkan jumlah pasti, wartawan Reuters melaporkan sedikitnya 20 ribu pendemo hadir dalam unjuk rasa tersebut.
Pemimpin oposisi dari Partai Biru dan Putih, Yair Lapid, mengatakan Netanyahu berupaya "menghancurkan Mahkamah Agung agar terbebas dari penjara."
"Dia menghancurkan negara ini. Kami tidak akan membiarkannya melakukan itu," kata Lapid pada Minggu (26/5).
Unjuk rasa ini terjadi menyusul langkah partai berkuasa, Likud, yang dikabarkan tengah mencari cara untuk memberikan impunitas parlemen bagi Netanyahu supaya sang perdana menteri kebal dari segala tuntutan.
Rencana Likud itu berlangsung ketika Netanyahu berhasil mempertahankan periode kelimanya sebagai PM setelah menang pemilihan umum pada April lalu. Di saat bersamaan Netanyahu juga masih terjerat tiga kasus skandal korupsi yang cukup menggerus dukungan publik terhadapnya.
Netanyahu sudah bolak-balik diperiksa kepolisian sejak skandal korupsi terungkap pada 2017 silam.
Pada Februari lalu, Jaksa Agung Israel bahkan telah mengumumkan rencana untuk mendakwa Netanyahu dengan dugaan penipuan dan penyuapan.
Meski begitu, di bawah konstitusi, Netanyahu memang tidak berkewajiban untuk mundur jika mendapat dakwaan.
Dikutip Reuters, Netanyahu belum menanggapi kabar terkait impunitas tersebut.
Melalui akun Twitternya pada 13 Mei lalu, dia menuturkan bahwa dirinya selalu berupaya mempertahankan Mahkamah Agung sebagai lembaga yang kuat dan independen.
Namun, ia tak menutup kemungkinan bahwa perubahan diperlukan dalam tubuh Mahkamah Agung untuk mengembalikan "keseimbangan antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif Israel." (rds/ayp)
http://bit.ly/2MdexK3
May 28, 2019 at 02:16AM from CNN Indonesia http://bit.ly/2MdexK3
via IFTTT
No comments:
Post a Comment